Bogor, (Antaranews Kalsel) - Direktur Perbankan Syariah CIMB Niaga Pandji P Djajanegara mengharapkan pengembangan perbankan syariah oleh pemerintah agar semakin tumbuh lebih baik dan maju seperti perbankan konvensional, sehingga jangan hanya menjadi rencana.
"Dari sisi komitmen, sebenarnya sudah ada. Hanya yang paling penting itu kan implementasi, bukan hanya rencana," ujar Pandji saat diskusi dengan wartawan di Bogor, Jawa Barat, Jumat.
Saat ini, total aset perbankan syariah mencapai Rp388,65 triliun alias pangsa pasarnya hanya 5,46 persen terhadap aset perbankan nasional. Pangsa pasar tersebut masih jauh tertinggal dibandingkan Negeri Jiran, Malaysia, yang pangsa pasarnya mencapai 30 persen.
Pada 2016, pangsa pasar perbankan syariah meningkat dari 4,8 persen menjadi 5,2 persen salah satunya karena konversi Bank Pembangunan Daerah (BPD) Aceh menjadi bank syariah yang menyumbang aset terhadap perbankan syariah sekitar Rp25 triliun.
"Selain itu, perbankan konvensional pada tahun lalu juga relatif masih melambat. Kalau perbankan konvensional melaju kencang lagi, pangsa pasar kita bisa saja turun lagi," kata Pandji.
Dalam Roadmap Keuangan Syariah sendiri, pangsa pasar perbankan syariah ditargetkan mencapai 10 persen pada 2019. Namun tampaknya, target yang harus dicapai dalam dua tahun ke depan tersebut akan berat untuk dicapai.
Oleh karena itu, lanjut Pandji, pihaknya menunggu komitmen pemerintah untuk mengembangkan keuangan syariah menjadi lebih maju dan juga berpihak terhadap perbankan syariah. Ia berharap rencana-rencana yang disusun dalam kerangka dasar atau roadmap, tidak hanya sekedar menjadi cita-cita namun tidak bisa dicapai.
"Seperti di perbankan konvensional, pada 2017 porsi SME atau UKM harus 10 persen, tahun depan 15 persen, itu sudah diwajibkan, Tapi di syariah, itu baru roadmap. Kita berharap ada semacam Surat Edaran dari OJK agar perbankan syariah mencapainya. Selaiin itu, untuk proyek-proyek infrastrutkur yang 'goverment guarantee', kasih dong ke perbankan syariah," ujar Pandji./f
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017
"Dari sisi komitmen, sebenarnya sudah ada. Hanya yang paling penting itu kan implementasi, bukan hanya rencana," ujar Pandji saat diskusi dengan wartawan di Bogor, Jawa Barat, Jumat.
Saat ini, total aset perbankan syariah mencapai Rp388,65 triliun alias pangsa pasarnya hanya 5,46 persen terhadap aset perbankan nasional. Pangsa pasar tersebut masih jauh tertinggal dibandingkan Negeri Jiran, Malaysia, yang pangsa pasarnya mencapai 30 persen.
Pada 2016, pangsa pasar perbankan syariah meningkat dari 4,8 persen menjadi 5,2 persen salah satunya karena konversi Bank Pembangunan Daerah (BPD) Aceh menjadi bank syariah yang menyumbang aset terhadap perbankan syariah sekitar Rp25 triliun.
"Selain itu, perbankan konvensional pada tahun lalu juga relatif masih melambat. Kalau perbankan konvensional melaju kencang lagi, pangsa pasar kita bisa saja turun lagi," kata Pandji.
Dalam Roadmap Keuangan Syariah sendiri, pangsa pasar perbankan syariah ditargetkan mencapai 10 persen pada 2019. Namun tampaknya, target yang harus dicapai dalam dua tahun ke depan tersebut akan berat untuk dicapai.
Oleh karena itu, lanjut Pandji, pihaknya menunggu komitmen pemerintah untuk mengembangkan keuangan syariah menjadi lebih maju dan juga berpihak terhadap perbankan syariah. Ia berharap rencana-rencana yang disusun dalam kerangka dasar atau roadmap, tidak hanya sekedar menjadi cita-cita namun tidak bisa dicapai.
"Seperti di perbankan konvensional, pada 2017 porsi SME atau UKM harus 10 persen, tahun depan 15 persen, itu sudah diwajibkan, Tapi di syariah, itu baru roadmap. Kita berharap ada semacam Surat Edaran dari OJK agar perbankan syariah mencapainya. Selaiin itu, untuk proyek-proyek infrastrutkur yang 'goverment guarantee', kasih dong ke perbankan syariah," ujar Pandji./f
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017