Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Bupati Barito Kuala (Batola), Kalimantan Selatan Hj Noormiliyani Aberani Sulaiman mengharapkan, Kantor Berita Indonesia Antara yang dulu bernama Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) kembali ke khitahnya.
"Kalau tidak keliru, khitah LKBN Antara yang merupakan kantor berita perjuangan itu antara lain mengenalkan Indonesia ke dunia internasional," tuturnya di Marabahan (45 kilometer barat Banjarmasin), ibukota Batola, Rabu sehubungan sepuluh windu kantor berita tersebut.
Dalam mengenalkan Indonesia ke dunia internasional tersebut bukan saja berupa promosi keberhasilan dan sumber daya, tetapi juga mengkanter (memberikan klarifikasi) pandangan negatif terhadap Indonesia.
Hal lain yang tidak kalang penting, lanjut perempuan pertama di Kalimantan Selatan (Kalsel) menjadi bupati/kepala daerah itu, tetap mempertahankan sosial kontrol, kendati kemungkinan ada anggapan bahwa Antara sebagai kantor berita pemerintah.
"Kantor Berita Antara yang usianya lebih tua dari kemerdekaan Indonesia yang menampakan kemajuan cukup pesat agar tetap menjaga atau jangan kehilangan jati diri, karena menjadi alat kepentingan kelompok tertentu," tutur mantan Ketua DPRD Kalsel itu.
Tidak seperti masa pemerintahan Orde Lama, yang ketika itu Antara hampir di bawah kendali Partai Komunis Indonesia (PKI), kemudian terselamatkan masa Orde Baru dengan menempatkan perwira tinggi TNI sebagai pemimpin umum kantor berita tersebut.
Selain itu, tetap sebagai contoh yang baik, menjadi pegangan/rujukan media massa lain, lanjut alumnus Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin yang menggantikan suaminya H Hasanuddin Murad SH yang mengakhiri periode kedua Bupati Batola tersebut.
"Kita mengapresiasi atas kinerja Antara selama ini, terutama dalam menyebarluaskan informasi atau berita-berita dari Batola khususnya dan Kalsel pada umumnya, sehinga semakin terkenal," demikian Noormiliyani.
Dalam percakapan melalui telepon seluler (HP), "Srikandi" Partai Golkar yang menjadi Bupati Batola 2017 - 2022 itu juga menyampaikan selamat ulang tahun ke-80 Antara dengan doa semoga tetap berjaya dan semakin maju.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017
"Kalau tidak keliru, khitah LKBN Antara yang merupakan kantor berita perjuangan itu antara lain mengenalkan Indonesia ke dunia internasional," tuturnya di Marabahan (45 kilometer barat Banjarmasin), ibukota Batola, Rabu sehubungan sepuluh windu kantor berita tersebut.
Dalam mengenalkan Indonesia ke dunia internasional tersebut bukan saja berupa promosi keberhasilan dan sumber daya, tetapi juga mengkanter (memberikan klarifikasi) pandangan negatif terhadap Indonesia.
Hal lain yang tidak kalang penting, lanjut perempuan pertama di Kalimantan Selatan (Kalsel) menjadi bupati/kepala daerah itu, tetap mempertahankan sosial kontrol, kendati kemungkinan ada anggapan bahwa Antara sebagai kantor berita pemerintah.
"Kantor Berita Antara yang usianya lebih tua dari kemerdekaan Indonesia yang menampakan kemajuan cukup pesat agar tetap menjaga atau jangan kehilangan jati diri, karena menjadi alat kepentingan kelompok tertentu," tutur mantan Ketua DPRD Kalsel itu.
Tidak seperti masa pemerintahan Orde Lama, yang ketika itu Antara hampir di bawah kendali Partai Komunis Indonesia (PKI), kemudian terselamatkan masa Orde Baru dengan menempatkan perwira tinggi TNI sebagai pemimpin umum kantor berita tersebut.
Selain itu, tetap sebagai contoh yang baik, menjadi pegangan/rujukan media massa lain, lanjut alumnus Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin yang menggantikan suaminya H Hasanuddin Murad SH yang mengakhiri periode kedua Bupati Batola tersebut.
"Kita mengapresiasi atas kinerja Antara selama ini, terutama dalam menyebarluaskan informasi atau berita-berita dari Batola khususnya dan Kalsel pada umumnya, sehinga semakin terkenal," demikian Noormiliyani.
Dalam percakapan melalui telepon seluler (HP), "Srikandi" Partai Golkar yang menjadi Bupati Batola 2017 - 2022 itu juga menyampaikan selamat ulang tahun ke-80 Antara dengan doa semoga tetap berjaya dan semakin maju.
Editor : Asmuni Kadri
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017