Banjarmasin,  (Antaranews Kalsel) - Pelayanan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi terutama jenis premium dan solar pada sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Provinsi Kalimantan Selatan masih belum normal.

Pantuan Antara Kalimantan Selatan (Kalsel) di Banjarmasin, Sabtu melaporkan, kedua jenis BBM bersubsidi berupa premium dan solar itu terkadang ada dan kosong pada SPBU di provinsi tersebut.

Ketidaknormalan pelayanan BBM bersubsidi jenis premium dan solar tersebut di provinsi yang terdiri atas 13 kabupaten/kota itu sudah sejak sebulan terakhir.

Sebagai sebab akibat ketidaknormalan pelayanan/pasokan kedua jenis BBM bersubsidi tersebut, antrean panjang mobil kembali terjadi pada beberapa SPBU, terutama bagi yang menggunakan premium dan solar.

Antrean panjang mobil berupa truk yang menggunakan solar seperti terlihat, antara lain pada SPBU di Jalan A Yani km9 dan km17 Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar, Kalsel.

Selain itu, SPBU Jalan A Yani km26 serta SPBU milik swasta murni du Jalan Trikora dekat Masjid Agung Kota Banjarbaru.

Oleh karena ketidaknormalam pelayanan/pasokan premium dan solar bersubsidi di SPBU, sehingga para sopir atau pemilik kendaraan bermotor yang menggunakan kedua jenis BBM tersebut menjadi kelimpungan serta mengeluh.

Sebagaimana penuturan salah seorang sopir taksi angkutan umum jurusan Banjarmasin - Gambut Kabupaten Banjar (Jalan A Yani Km14) terpaksa kesana kemari mencari SPBU yang ada persediaan premiumnya.

"Di luaran atau pedagang kaki lima (PKL) memang ada jualan bensin (premium), tetapi harga sedikit naik dari SPBU. Sedangkan kami hasil menaksi tidak seberapa," tutur sopir tersebut.

Sementara ketika dimintai keterangan, di antara operator dari beberapa SPBU tersebut membenarkan ketidaknormalan pasokan BBM bersubsidi jenis premium dan solar, sehingga pelayanan juga terkadang bukan dan tidak.

"Bahkan tampaknya ada pengurangan pasokan, seperti solar bersubsidi yang biasanya per hari tiga mobil tangki, kini hanya dua saja," tuturnya.

"Mungkin minyak solar biasa (bersubsidi) yang harganya Rp5.500/liter, akan diganti produk baru dari jenis BBM tersebut yang harga lebih mahal yaitu Rp7.500/liter," lanjutnya.

Pewarta: Sukarli

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017