Barabai, (Antaranews Kalsel) - Meriahnya peringatan bulan Maulid di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) membuat kebutuhan pokok naik termasuk juga harga ikan basah.

Menurut salah satu pedagang ikan, Khairiah di pasar Keramat Barabai Jumat,  penyebab kenaikan Iikan adalah karena banyaknya permintaan dari masyarakat yang mengadakan acara peringatan Maulid.

"Kebiasaan masyarakat HST adalah membeli ikan subuh karena harganya masih grosir dan lebih murah jadi waktu subuh itupun ikan-ikan kami sudah habis, kalau hari-hari biasa bisa sampai siang atau tengah hari baru habis itupun harganya eceran," katanya.

Dia menyampaikan yang paling banyak di cari dan digemari masyarakat HST adalah jenis ikan nila, gabus dan toman.

"Walaupun mahal dan ada kenaikan sekitar Lima sampai dengan Rp10 ribu perkilonya, namun masyarakat tidak mempermasalahkan dan daya pembeli tetap meningkat," katanaya.

Menurut Kepala Bidang Perikanan Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan HST Adriani Razak, sejak minggu pertama masuk bulan Maulid beberapa jenis ikan air tawar mengalami kenaikan harga.

"Pada awal November  jenis ikan nila harganya cuma Rp27 Ribu perkilogram di tingkat grosir dan Rp30 ribu di tingkat eceran, sekarang naik mencapai Rp37 Ribu perkilogram," katanya.

Ikan mas, tambah dia, naik dari harga Rp29 ribu juga naik menjadi Rp35 ribu perkilogram, begitu pula ikan gabus besar naik mencapai Rp54 ribu perkilogram padahal harga minggu lalu cuma Rp50 ribu.

Dijelaskan dia, jenis ikan toman juga mengalami kenaikan dari Rp32 Ribu sekarang Rp35 ribu perkilogram dan ikan patin dari Rp20 Ribu naik menjadi Rp22 Ribu perkilogram.

"Yang paling mahal adalah jenis ikan papuyu besar dari hari Rp75 Ribu perkilogram naik menjadi Rp80 Ribu sedangkan papuyu sedang dari harga Rp40 Ribu juga naik menjadi 45 Ribu perkilogram," katanya.

Pewarta: M. Taupik Rahman

Editor : Muhammad Taufikurrahman


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017