Banjarmasin (Antaranews Kalsel) - Tim Pemantau Adipura kini sedang memantau kota-kota di Provinsi Kalimantan Selatan, salah satu bahan masukan untuk menentukan peraih anugrah Adipura periode 2017/2018.
Kapala Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah B3 dan Kemitraan (PSLB3K) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalsel Hj Ninuk Murtini, Selasa berharap, penerima anugrah Adipura tahun 2017/2018 di provinsi yang terdiri atas 13 kabupaten/kota ini, meningkat.
"Kalau tahun 2016/2017 ada sembilan kabupaten/kota di Kalsel yang mendapatkan Adipura-lambang supremasi kebersihan kota, kita berharap tahun 2017/2018 lebih meningkat lagi," lanjutnya.
Ia menerangkan, pemantuan/penilaian ibukota kabupaten/kota di provinsi itu pada pantau satu (P1) terbagi dua klaster, dengan tim pemantau sedikit berbeda.
Klaster pertama untuk Kota Banjarmasin, Ratau, ibukota Kabupaten Tapin, Kandangan-Hulu Sungai Selatan (HSS) dan Barabai- Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), serta Amuntai-Hulu Sungai Utara (HSU), Paringin-Balangan dan Tanjung, ibukota Kabupaten Tabalong.
Kemudian klaster dua Kota Banjarbaru, Marabahan, ibukota Kabupaten Barito Kuala (Batola), Martapura-Banjar, Pelaihari -Tanah Laut (Tala), Batulicin-Tanah Bumbu (Tanbu) dan Kotabaru, ibukota Kabupaten Kotabaru.
Untuk klaster pertama, tim pemantau Adipura tersebut langsung dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia di Jakarta, DLH Kalsel, serta unsur independen terdiri atas unsur perguruan tinggi, wartawan/media massa dan LSM.
Sedangkan klaster dua, Tim Pemantau Adipura tersebut, selain unsur independen dan DLH Kalsel, juga dari P3E atau Kementerian LHK Regional Kalimantan yang berkedudukan di Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017
Kapala Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah B3 dan Kemitraan (PSLB3K) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalsel Hj Ninuk Murtini, Selasa berharap, penerima anugrah Adipura tahun 2017/2018 di provinsi yang terdiri atas 13 kabupaten/kota ini, meningkat.
"Kalau tahun 2016/2017 ada sembilan kabupaten/kota di Kalsel yang mendapatkan Adipura-lambang supremasi kebersihan kota, kita berharap tahun 2017/2018 lebih meningkat lagi," lanjutnya.
Ia menerangkan, pemantuan/penilaian ibukota kabupaten/kota di provinsi itu pada pantau satu (P1) terbagi dua klaster, dengan tim pemantau sedikit berbeda.
Klaster pertama untuk Kota Banjarmasin, Ratau, ibukota Kabupaten Tapin, Kandangan-Hulu Sungai Selatan (HSS) dan Barabai- Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), serta Amuntai-Hulu Sungai Utara (HSU), Paringin-Balangan dan Tanjung, ibukota Kabupaten Tabalong.
Kemudian klaster dua Kota Banjarbaru, Marabahan, ibukota Kabupaten Barito Kuala (Batola), Martapura-Banjar, Pelaihari -Tanah Laut (Tala), Batulicin-Tanah Bumbu (Tanbu) dan Kotabaru, ibukota Kabupaten Kotabaru.
Untuk klaster pertama, tim pemantau Adipura tersebut langsung dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia di Jakarta, DLH Kalsel, serta unsur independen terdiri atas unsur perguruan tinggi, wartawan/media massa dan LSM.
Sedangkan klaster dua, Tim Pemantau Adipura tersebut, selain unsur independen dan DLH Kalsel, juga dari P3E atau Kementerian LHK Regional Kalimantan yang berkedudukan di Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017