Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Universitas Lambung Mangkurat (ULM) terus berupaya memperluas komersialisasi produk inovasi hasil hutan yang selama ini telah dihasilkan.

Rektor ULM Prof Sutarto Hadi mengatakan, sebanyak 40 produk ULM didorongnya agar bisa diproduksi dalam jumlah besar.

"Besok saya ke Jakarta dipanggil Dirjen Penguatan Inovasi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dan kemungkinan ada bantuan dari pemerintah pusat untuk membeli mesin-mesin buat produksi," kata Sutarto, Selasa.

Hal itu dikatakan Sutarto kepada Kantor Berita Antara usai membuka Seminar Internasional dengan tema "The 2nd International Conference on Innovation and Commercialization of Forest Product" di Hotel Q Grand Dafam Syariah Banjarbaru.

Dia mengakui, selama ini ULM belum bisa memenuhi pesanan pasar yang lebih luas lantaran kendala terbatasnya produksi.

"Seminar ini bisa kita jadikan momentum terus mengembangkan produk unggulan ULM. Saya sangat berterima kasih kepada panitia atas prestasinya menyelenggarakan konferensi tingkat dunia ini dengan menghadirkan nara sumber kompeten dari berbagai negara," tandas Sutarto.

Sementara Ketua Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi Konsorsium Riset Pengelolaan Hutan Tropis Berkelanjutan Universitas Lambung Mangkurat (PUI PT KR PHTB ULM) Prof H Yudi Firmanul Arifin menuturkan, beberapa produk dari lahan gambut seperti kayu kelakai menjadi obat-obatan dan juga sagu dibuat makanan kesehatan telah menjadi produk inovasi dari pemanfaatan hutan di Kalsel.

"Inovasi tentu diperlukan untuk mengurangi pemanfaatan kayu yang tidak semestinya," tambah Wakil Rektor IV ULM itu.

Di sisi lain, Ketua Pelaksana Seminar Dr Ir Mahrus Aryadi Msc mengungkapkan, seminar tersebut menjadi wadah sharing informasi antara peneliti, pegiat dan juga birokrat untuk menyatukan persepsi dan pemikiran bagaimana mengelola hasil hutan baik kayu maupun non kayu, termasuk komersialisasinya.

"Untuk memperluas pemasaran produksi yang masih sangat sedikit, kami berharap Rektor membangun kerjasama agar kita bisa produksi massal," timpal dosen Fakultas Kehutanan ULM itu.

Adapun pembicara yang hadir dalam seminar dengan pengantar Berbahasa Inggris tersebut di antaranya dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Ir Djohan Utama Perbatasari, The International Tropical Timber Organization (ITTO) dr Tetra Yanuariadi, World Agroforestry Center (ICRAF) Aulia Perdana, Center fot International Forestry Research (CIFOR) dr Dede Rohadi, Dr Andri Andriyana dari University of Malaya, akademisi dari Hame University of Applied Sciences (HAMK) Finlandia Dr Eija Laitinen serta Center of Excellence Research Consortium for Sustainable Tropical Forest ULM Dr Acep Akbar.

Seminar sehari itu juga dilanjutkan dengan pelatihan Inotekom (Inovasi Teknologi dan Komersialisasi) hasil hutan pada Rabu (22/11) hingga Jumat (24/11) di Garuda House Banjarbaru dan Gedung IV ULM Banjarbaru.

Pewarta: Firman

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017