Banjarmasin (Antaranews Kalsel) - Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kalimantan Selatan (Kalsel) berpendapat daerahnya bisa mencontoh pengelolaan perikanan darat Provinsi Jambi, Sumatera.

Pendapat tersebut disampaikan H Rusfandie dari Partai Kebangkitan Bangsa dan H Yadi Ilhami asal Partai Demokrat menjawab Antara Kalsel di Banjarmasin, Rabu, sesudah kedua legislator tersebut mengikuti komisinya studi komparasi ke Provinsi Jambi, pekan lalu.

Anggota DPRD Kalsel pengganti antarwaktu (PAW) dari PKB itu mengatakan, berdasarkan informasi dari Dinas Kelautan dan Perikanan Jambi, di provinsi mereka hampir tidak ada penangkapan ikan menggunakan strum listrik dan potas.

Oleh sebab itu, sumber daya perikanan darat atau air tawar di bumi "Sepucuk Jambi Sembilan Lurah" tersebut relatif tidak mengalami gangguan, sehingga bisa tumbuh dan berkembang pesat.

"Berbeda dengan di Kalsel belum bisa memberantas penangkapan ikan dengan mengguna strum serta potas, sehingga mengancam kelestarian sumber daya perikanan banua (daerah) kita," demikian Rusfandie.

Pada kesempatan terpisah, politikus muda Partai Demokrat asal daerah pemilihan Kalsel V/Kabupaten Hulu Sungai Utara, Balangan dan Kabupaten Tabalong itu, menerangkan, dalam menjaga kelestarian sumber daya perikanan Jambi, pemerintah daerah setempat memaksimalkan peran warga masyarakatnya.

Di bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah itu terdapat relawan-relawan yang mengamankan atau menjaga kelestarian perikanan darat, tutur anggota DPRD Kalsel PAW dari Partai Demokrat tersebut.

"Di Kalsel yang terdiri atas 13 kabupaten/kota dan juga potensial perikanan darat, belum ada relawan atau penjaga kelestarian sumber daya perikanan tanpa pamrih sebagaimana di Jambi," demikian Yadi Ilhami.

Dari hasil studi komparasi itu pula terungkap jenis perikanan darat atau air tawar di Provinsi Jambi tidak jauh berbeda dengan Kalsel, seperti papuyu (sejenis ikan batok) dan lainnya.

Namun Anggaran Pendapat dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jambi tahun 2017 sekitar Rp4,5 triliun atau lebih kecil bila dibandingkan dengan Kalsel yang mencapai Rp6,5 triliun.

Pewarta: Syamsudin Hasan

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017