Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Marzan A Iskandar mengatakan, pihaknya siap meng ekspor mobil lapis baja (panser) yang berhasil di produksi oleh lembaganya ke Malaysia dan Brunai.


"BPPT bersama Pindad saat ini sedang memproduksi panser atau mobil lapis baja untuk memenuhi pesanan Malaysia dan Brunai," kata Marzan di Banjarmasin, Jumat.

Selain itu, kata dia, kini pihaknya sedang konsentrasi untuk melakukan modernisasi peralatan tempur TNI-AD seperti panser dan peralatan lainnya untuk mengganti peralatan yang sudah tua.

Saat ini, kata dia, pihaknya hampir menyelesaikan pembuatan sekitar 150 panser untuk mengganti dan menambah peralatan tempur TNI-AD.

Bukan hanya panser, untuk melengkapi peralatan tempur TNI BPPT juga sudah mampu mengembangkan sebagian bahan peledak yang saat ini diimpor dari luar negeri.

"Beberapa jenis bahan peledak seperti amunisi sudah berhasil kita kembangkan, sehingga tidak perlu lagi mengimpor dari negara lain," katanya.

Diharapkan dengan semakin banyaknya putra-putri Indonesia memproduksi berbagai terknologi dan peralatan pertahanan keamanan akan membuat Indonesia semakin disegani negara-negara dunia.

Memperkuat ketahanan keamanan negara ke depan, kata dia, BPPT dan Pindad bekerjasama dengan Kementerian Pertahanan juga sedang merancang pembangunan jaringan sistem informasi keamanan.

Sistem informasi yang canggih dan kuat tersebut, tambah Marzan diharapkan akan mampu menjadi basis untuk perencanaan pertahanan keamanan negara ke depan.

Sedangkan untuk memperkuat keamanan udara, saat ini Indoensia juga sedang merancang membuat pesawat tempur bekerjasama dengan Korea Selatan.

Pesawat tempur yang dirancang lebih canggih dari F 16 dan Sukhoi tersebut untuk melengkapi pertahanan dan keamanan angkatan udara Indonesia.

Kehadiran Marzan ke Banjarmasin dalam rangka menghadiri rapat koordinasi dengan Litbang regional Kalimantan membahas persiapan pelaksanaan koridor ekonomi.

Rakor kerangka pembuatan master plan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia (MP3EI) wilayah Kalimantan ini merupakan pertama kali di Indoensia dalam upaya penyuksesan pelaksanaan program pembangunan berdasarkan koridor ekonomi sebagaimana dicanangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2011.

Selain dihadiri Menristek Gusti Muhammad Hatta Rakor yang dilanjutkan dengan dialog interaktif yang dilaksanakan Kamis mulai pukul 20.00 Wita hingga 24.30 Wita tersebut juga dihadiri oleh tujuh pimpinan Lembaga Pemerintah Non-Kementerian (LPNK)./B/D


Pewarta:

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012