Paringin, (Antaranews Kalsel) - Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Balangan kekurangan alat tes urine untuk melakukan pencegahan peredaran narkoba terutama untuk di sekolah-sekolah.
Kepala BNNK Balangan AKBP Abdul Muthalib menjelaskan, BNNK Balangan
selama ini lebih mengedepankan pencegahan dibandingkan mengungkap kasus
atau penindakan, dengan cara terus melaksanakan sosialisasi dan
bekerjasama untuk melakukan tes urin.
Menurut dia, meskipun pihaknya gencar melaksanakan sosialisasi hingga tes urin ke instansi pemerintah maupun swasta bahkan para pelajar, namun maraknya peredaran dan pengguna Narkoba di wilayah "Bumi Sanggam" belum turun.
Sesuai data Kepolisian Resort (Polres) Kabupaten Balangan, dalam operasi Antik yang berlangsung selama 14 hari yaitu dari 18 September - 1 Oktober 2017, ada 9 perkara dengan 10 tersangka, dengan jumlah obat-obatan yang disita sebanyak 1.575 butir.
Selain data tersebut, pihak kepolisian juga mengamankan anak di bawah umur yang kedapatan memiliki ratusan obat carnophen, bahkan ada kasus persetubuhan paksa gadis di bawah umur yang mana juga dalam pengaruh obat jenis dextro.
Selanjutnya, Kamis (19/10) kembali di dua sekolah, yaitu sekolah tingkat pertama dan atas, ditemukan bungkus dextro dan carnophen dan zenith di lingkungan sekolah hampir setiap hari.
"Seluruh komponen masyarakat mulai dari Pemerintah Daerah Kabupaten Balangan, bupati, SKPD, camat, lurah, kepala desa, dan instansi terkait, pihak swasta/ perusahaan dan masyarakat, secara keseluruhan harus mampu memberantas, mencegah dan merehabilitasi terkait narkoba dan obat-obat terlaranng lainnya," ujarnya.
Namun dalam tahap pelaksanaan tes urin, pihak BNNK juga mengalami kendala, seperti keterbatasan alat tes selama ini, sehingga dalam pelaksanaan tes urin, setiap satu sekolah yang memiliki siswa kurang lebih 300 siswa bahkan lebih, hanya bisa dilakukan tes sekitar 50 orang lebih saja per sekolah.
"Memang selama ini kita memiliki keterbatasan alat tes, sehingga kita baru-baru tadi melaksanakan tes urin di tiga sekolah, yaitu SMKPPN, SMAN Juai, dan SMAN 2 Paringin, dan setiap sekolah hanya diambil sample 57 orang saja, dari sample tersebut semuanya negatif," terangnya.
Dari keterangan tersebut, memang belum ada rencana BNNK mengubah strategi sosialisasi meskipun hal tersebut belum menunjukan hasil yang efektif untuk mengurangi peredaran bahkan pengguna narkoba dan obat-obat terlarang lainnya di Kabupaten Balangan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017