Banjarmasin (Antaranews Kalsel) - Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan bakal mengenalkan sejarah perlawanan warga Banjar terhadap penjajah Belanda melalui pembuatan film kolosal perang Banjar.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalsel, H Muhammad Yusuf di Banjarmasin, Rabu, mengatakan, film tersebut mengangkat tema semangat perjuangan dan kepahlawanan Pangeran Antasari dalam melawan penjajahan Belanda di Bumi Kalimantan Selatan.
"Kami ingin generasi muda lebih mengenal sejarah perjuangan warga Banjar dalam mengusir penjajah secara visual," katanya.
Menurut Yusuf, melalui film yang diproduksi dengan menggunakan dana APBD sekitar Rp2,9 miliar tersebut, diharapkan mampu menumbuhkan semangat generasi muda untuk bisa membangun daerah melalui berbagai prestasi yang bisa diraih.
"Kita ingin membangkitkan nilai-nilai kejuangan pahlawan kepada generasi muda, sehingga pemuda bisa mewarisi semangat para pahlawan tersebut," katanya.
Rencananya, film sejarah tersebut akan diputar di sekolah-sekolah maupun di bioskop yang bersedia bekerja sama untuk pemutaran film yang kini sedang dalam proses pembuatan.
Melengkapi referensi tentang sejarah perjuangan Pangeran Antasari, untuk mendukung pembuatan film tersebut, Disdik juga telah menyelenggarakan seminar di aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dengan menghadirkan para pakar di bidangnya.
Film yang diproduksi oleh PT Cahaya Kristal Media Utama Jakarta itu, bakal menceritakan tentang sejarah perjuangan Pangeran Antasari.
Pangeran Antasari merupakan pejuang asal Banjar yang lahir di Kayu Tangi, Banjar, Kabupaten Banjar pada 1797. Kala itu Pangeran Antasari merasa prihatin menyaksikan kesultanan Banjar yang ricuh karena campung tangan Belanda.
Pada 14 Maret 1862, Pangeran Antasari dinobatkan oleh Sultan Hidayatullah sebagai pimpinan pemerintahan tertinggi di Kesultanan Banjar dengan menyandang gelar Panembahan Amirudin Khalifatul Amin.
Gelar tersebut, membuat Pangaeran Antasari tidak hanya dianggap sebagai pemimpin suku Banjar, tetapi juga pemimpin suku Ngaju, Maanyan, Siang, Sihong, Kutai, Pasir, Murung Bakumpai dan beberapa suku pedalaman di sepanjangan Sungai Barito.
Di bawah besutan sutradara Irwan Siregar dan produser Egy Masadiah, film kolosal sejarah kepemimpinan dan perjuangan Pangeran Antasari tersebut, diyakini akan mampu menggelorakan kembali semangat cinta Tanah Air generasi muda Banjar.
Kemampuan dan kelihaian Pangeran Antasari memimpin wilayah yang terdiri atas berbagai suku tersebut, bakal tergambar jelas dalam film yang dibintangi oleh beberapa pemain baik lokal maupun nasional.
Terpilih sebagai pemeran utama yaitu Pangeran Antasari adalah Egy Fedly, istri Pangeran Hidayatullah yang disebut Umanya Bulan diperankan Hemiliya Putri.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalsel, H Muhammad Yusuf di Banjarmasin, Rabu, mengatakan, film tersebut mengangkat tema semangat perjuangan dan kepahlawanan Pangeran Antasari dalam melawan penjajahan Belanda di Bumi Kalimantan Selatan.
"Kami ingin generasi muda lebih mengenal sejarah perjuangan warga Banjar dalam mengusir penjajah secara visual," katanya.
Menurut Yusuf, melalui film yang diproduksi dengan menggunakan dana APBD sekitar Rp2,9 miliar tersebut, diharapkan mampu menumbuhkan semangat generasi muda untuk bisa membangun daerah melalui berbagai prestasi yang bisa diraih.
"Kita ingin membangkitkan nilai-nilai kejuangan pahlawan kepada generasi muda, sehingga pemuda bisa mewarisi semangat para pahlawan tersebut," katanya.
Rencananya, film sejarah tersebut akan diputar di sekolah-sekolah maupun di bioskop yang bersedia bekerja sama untuk pemutaran film yang kini sedang dalam proses pembuatan.
Melengkapi referensi tentang sejarah perjuangan Pangeran Antasari, untuk mendukung pembuatan film tersebut, Disdik juga telah menyelenggarakan seminar di aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dengan menghadirkan para pakar di bidangnya.
Film yang diproduksi oleh PT Cahaya Kristal Media Utama Jakarta itu, bakal menceritakan tentang sejarah perjuangan Pangeran Antasari.
Pangeran Antasari merupakan pejuang asal Banjar yang lahir di Kayu Tangi, Banjar, Kabupaten Banjar pada 1797. Kala itu Pangeran Antasari merasa prihatin menyaksikan kesultanan Banjar yang ricuh karena campung tangan Belanda.
Pada 14 Maret 1862, Pangeran Antasari dinobatkan oleh Sultan Hidayatullah sebagai pimpinan pemerintahan tertinggi di Kesultanan Banjar dengan menyandang gelar Panembahan Amirudin Khalifatul Amin.
Gelar tersebut, membuat Pangaeran Antasari tidak hanya dianggap sebagai pemimpin suku Banjar, tetapi juga pemimpin suku Ngaju, Maanyan, Siang, Sihong, Kutai, Pasir, Murung Bakumpai dan beberapa suku pedalaman di sepanjangan Sungai Barito.
Di bawah besutan sutradara Irwan Siregar dan produser Egy Masadiah, film kolosal sejarah kepemimpinan dan perjuangan Pangeran Antasari tersebut, diyakini akan mampu menggelorakan kembali semangat cinta Tanah Air generasi muda Banjar.
Kemampuan dan kelihaian Pangeran Antasari memimpin wilayah yang terdiri atas berbagai suku tersebut, bakal tergambar jelas dalam film yang dibintangi oleh beberapa pemain baik lokal maupun nasional.
Terpilih sebagai pemeran utama yaitu Pangeran Antasari adalah Egy Fedly, istri Pangeran Hidayatullah yang disebut Umanya Bulan diperankan Hemiliya Putri.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017