Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Anggota DPRD Kalimantan Selatan berpendapat, perlindungan dan pengelolaan sumber daya genetik lokal (SDGL) menjadi persoalan serius karena banyak terancam punah.

Pendapat tersebut disampaikan Sekretaris Komisi III DPRD Kalsel yang juga membidangi lingkungan hidup, serta anggota Panitia Khusus (Pansus) Raperda tentang Perlindungan dan Pengelolaan SDGL di Kalsel, H Riswandi di Banjarmasin, Jumat.

Ia menunjuk beberapa contoh SDGL di provinsi yang terdiri atas 13 kabupaten/kota tersebut yang terancam punah jika tanpa perlindungan serta pengelolaan secara baik dan benar, antara lain jenis kerbau rawa, Itik Alabio dan burung belibis.

"Kerbau rawa seperti terdapat di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) dan Sungai Buluh Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) harus tetap terjaga kelestariannya karena mempunyai banyak nilai atau manfaat," ujar anggota DPRD Kalsel tiga periode itu.

Begitu pula berbagai jenis keluarga durian di "Bumi Perjuangan Pangeran Antasari" Kalsel banyak terancam punah atau mungkin sudah ada yang punah karena masyarakat setempat tak menemukakan lagi.

Padahal famili durian lokal Kalsel tempo dulu atau hingga tahun 1960-an ada belasan jenis, tetapi kini mungkin tak mencapai sepuluh jenis lagi karena tidak termasuk tanaman budidaya dan seiring penebangan hutan.

Contoh lain pohon/buah Kasturi (manggo fera delmy) bukan cuma sekedar terancam punah dari Bumi Perjuangan Antasari atau "Bumi Lambung Mangkurat" Kalsel, tetapi bisa diklaim negara lain jika tanpa perlindungan, lanjutnya.

"Banyak lagi contoh SDGL kita yang terancam punah atau beralih `hak nama kepemilikan` bila tanpa perhatian serius, seperti perlindungan dan pengelolaan secara baik dan benar, serta berkelanjutan," katanya menjawab Antara Kalsel.

Hal lain yang tidak kalah penting dalam upaya perlindungan SDGL Kalsel, menurut politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, bagaimana cata pemerintah daerah atau pemerintah provinsi (Pemprov) mempatenkan guna menghindari klaim negara lain.

Pendapat atau perkiraan wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel IV/Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan (HSS) dan HST itu cukup beralasan, karena seperti Itik Alabio HSU sempat tumbuh dan kerbenang di Benua Australia tahun 1980-an.

Begitu pula ilmuan "negeri Kangoro" Australia tersebut di antaranya juga sudah mengenal Kasturi (famili mangga jenis khas Kalsel) pada tahun 1970-an melalui karya ilmiah mantan Rektor Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin almarhum Prof Anwari Delmy.

Anwary Delmy - putra Bakumpai (salah satu komunitas masyarakat asli daerah aliran sungai (DAS) Barito itu mengenalkan Kasturi dalam karya ilmiahnya untuk mendapatkan gelar profesor atau Guru Besar pada salah satu universitas di Australia.

Ia menerangkan, memang ketika Pansus Raperda tentang Perlindungan dan Pengelolaan SDGL Kalsel berkonsultasi dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Republik Indonesia di Jakarta pekan lalu, mereka menganggap belum prioritas untuk pembentukan Perda SDGL.

"Kendati ada sedikit perbedaan persepsi, kita berharapkan agar Kemendagri tetap meloloskan Raperda tentang Perlindungan dan Pengelolaan SDGL di Kalsel untuk menjadi Perda setempat guna menghindari kepunahan SDGL tersebit, demikian Riswandi.

Pendapat serupa dari anggota Komisi II DPRD Kalsel Ir Danu Ismadi Saderi MS yang juga Ketua Pansus Raperda tentang Perlindungan dan Pengelolaan SDGL di provinsi yang luasnya cuma sekitar 3,7 juta hektare itu.

"Guna menghindari dari kepunahan SDGL kita, maka keberadaan Perda tentang Perlindungan dan Pengelolaan SDGL merupakan keniscayaan," ujar mantan Kepala Balai Pengkajin dan Teknologi Pertanian (BPTP) Banjarbaru (35 kilometer utara Banjarmasin) tersebut.

"Oleh sebab itu, kami berpendapat, pembantukan Perda tentang Perlindungan dan Pengelolaan SDGL di Kalsel menjadi salah satu prioritas dan memasukan dalam program pembentukan Perda tahun 2017," demikian Danu Ismadi Saderi.

Raperda tentang Perlindungan dan Pengelolaan SDGL tersebut merupakan inisiatif DPRD Kalsel atas usul Komisi II lembaga legislatif provinsi itu, dan mendapat apresiasi serta dukungan dari Gubernur setempat, H Sahbirin Noor.

Pewarta: Syamsudin Hasan

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017