Balikpapan, (Antaranews Kalsel) - Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Kalimantan sangat mendukung upaya pemerintah Kota Madya Banjarmasin menjadikan sungai Martapura yang terindah di Indonesia untuk meningkatkan perekonomian bidang pariwisata.

Kepala Bidang Evaluasi dan Tindak Lanjut Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, Eddy Sulistyo, melalui Kasubid Tindak Lanjut, Buyung Yusuf Wibisono di Balikpapan, Jumat mengatakan sangat mendukung upaya pemko Banjarmasin mewujudkan Sungai Martapura sebagai sungai terindah di Indonesia.

"Ya tentu kami sangat mendukung usaha tersebut, apalagi Banjarmasin di kenal sebagai Kota Seribu Sungai," kata Buyung Yusuf Wibisono ditemui dikantornya usai shalat Jumat.

Dia menambahkan sebagai wujud dukungan tersebut adalah dengan lebih giat lagi sosialisasi tentang pencemaran lingkungan terutama sekitar sungai.

"Sungai Martapura kan merupakan ujung dari Sungai Barito sehingga apapun limbah sungai yang dibawa air dari hulu pasti ke hilir yaitu sungai di Banjarmasin," kata Buyung.

Dijelaskan tingkat pencemaran di bagian hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito adalah Kabupaten Murung Raya diduga akibat kerusakan hutan sehinga menimbulkan pencemaran. 

Menurutnya pihaknya akan terus mendorong pihak terkait di Provinsi Kalimantan Tengah untuk memantau sejauh mana tingkat keberhasilan sosialisasi upaya mengurangi pencemaran lingkungan.

Sehari sebelumnya ketika menerima rombongan wartawan dari Banjarmasin yang tergabung dalam Komunitas Pena Hijau Indonesia di kantor P3E Balikpapan  Eddy, menerangkan pencemaran DAS Barito oleh tingginya Fecal Coliform yang dapat bersumber dari feces manusia maupun hewan.

Sungai Martapura yang pasang surut secara bergantian menerima kiriman pencemaran logam berat dari DAS Barito dan hulu sungai yang bermuara dari pegunungan Meratus," kata Edy.

Menurutnya Indeks kualitas lingkungan hidup Kalimantan Selatan saat ini menempati urutan ke 23 dari 33 provinsi dengan nilai 59,55. Tahun 2010 dan urutan terakhir khusus Kalimantan artinya masih dibawah Kalimantan Timur, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.

Terkait hal tersebut P3E mendorong pemko Banjarmasin sering diskusi ke Jakarta, menanam pohon sepanjang DAS yang masuk Kalsel, mendorong gerakan non jamban terapung.

Diterangkan dalam penghitungan Indeks Kualitas Air, tidak hanya menggunakan data pengujian sungai Barito, tetapi juga Sungai Martapura, Sungai Nagara, dan Sungai Tabalong. Sehingga, indeks kualitas air di Kalsel bersifat keseluruhan, tidak spesifik hanya di Banjarmasin dan Sungai Barito saja. 

Banjarmasin yang kini berpenduduk hampir 800 ribu jiwa tersebut merasa optimistis membangun kota ini dengan perairan yang luas itu sebagai berkah, makanya oleh Pemkot Banjarmasin yang dikomandani Wali Kota Ibnu Sina dan Wakil Wali Kota Hermansyah bertekad menjadikan sungai-sungai tersebut menjadi magnet ekonomi.
     
"Kita ingin menjadikan Kota Banjarmasin sebagai kota sungai terindah di Indonesia," kata Ibnu Sina beberapa hari lalu.
     
Salah satunya apa yang sudah dilakukan dengan pembangunan siring bantaran Sungai Martapura baik yang ada di Jalan Pire Tendean maupun di Jalan Sudirman yang sudah menghabiskan dana puluhan miliar rupiah.
     
Rencananya panjang siring yang berada di pusat kota yang mayoritas penduduk beragama Muslim ini adalah sepanjang lima kilometer, dengan panjang itu maka kawasan tersebut akan jadi semacam "Water Front City." kata Ibnu Sina.
     
Untuk mendukung keindahan sungai-sungai tersebut, tambahnya banyak fasilitas yang dibangun dan rencana akan dibangun terus, salah satu yang sudah dibangun adalah dermaga Pasar Terapung Tendean dan terbukti kawasan ini menjadi ikon wisata yang setiap minggu didatangi tak kurang dari lima ribu pengunjung.

Selain terdapat ratusan jukung menjual aneka barang dagangan di pasar terapung yang didominasi oleh pedagang ibu-ibu berpakaian khas bertopi lebar (tanggui) dan berpupur dingin (masker tebal) hingga menjadi daya tarik bagi pendatang juga terdapat pula sedikitnya 80 buah klotok.

Pewarta: Asmuni K

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017