Bupati Kotabaru Kalimantan Selatan, H Irhami Ridjani berjanji segera memanggil manajemen produksi semen merk Tiga Roda,  PT Indocemen Tunggal Prakarsa Tarjun (ITPT), terkait ketersediaan semen di daerah tersebut.


"Aneh, namun benar terjadi, Kabupaten Kotabaru yang memiliki pabrik semen, tetapi mengalami kekurangan semen," jelas Bupati saat rapat paripurna di DPRD Kotabaru, Rabu.

Salah satu faktor kelangkaan semen di Kotabaru, karena belum adanya distributor semen di daerah itu.

Kelangkaan semen di Kotabaru akhir-akhir ini telah berdampak pada tidak tercapainya program pembangunan fisik di daerah itu.

"Oleh karenanya, kami akan memanggil perusahaan untuk meminta penjelasan kenapa hal itu terjadi," tegasnya. 

Irhami mengemukakan, realisasi APBD 2011 Kotabaru hanya sekitar 70-80 persen dan diantara penyebabnya, tidak adanya bahan bangunan seperti semen, juga menjadi kendala pencapaian target pembangunan di Kotabaru.

Sebelumnya, Manajer Operasional PT Indocement Tunggal Prakarsa (ITP) Tbk Tarjun, H Ahmadi, menjelaskan, hingga saat ini produksi semen PT ITP tidak ada masalah, lancar seperti biasa, bahkan realisasi penjualan untuk Kotabaru dan Tanah Bumbu terus meningkat.

Ahmadi mengakui bahwa beberapa waktu terakhir semen mulai sulit didapatkan, sehingga membuat harga semen melonjak.

"Memang kami sudah menerima laporan dan keluhan dari beberapa pihak, bahkan kami juga sudah jelaskan masalahnya kepada Dinas Perindustrian dan Koperasi di Kotabaru," katanya.

"Biasanya sehari mesin paking melayani 600 ton per hari, tetapi akhir-akhir ini naik 100 persen menjadi 1.200 ton per hari, akibatnya harus menambah jam operasional," terangnya.

Belum lagi mesin yang melayani kapal dan tongkang, empat mesin semuanya beroperasi dan tidak masalah.

Dia menjelaskan, hingga saat ini PT ITP Tarjun rata-rata memproduksi semen sekitar 7-8 ribu ton per bulan.

Sementara ITP rata-rata mendistribusikan semen untuk Tanah Bumbu sekitar 13.000 ton per bulan, Kotabaru 2.000-2.500 ton per bulan./C/C

Pewarta:

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2011