Makassar, (Antara) - Pengamat ekonomi syariah yang juga Guru Besar Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar Prof Dr Halide mengatakan, apabila potensi zakat, infaq dan sadaqoh (ZIS) dapat diimplementasikan secara optimal maka dapat menekan kesejangan sosial.

"Potensi ZIS ini dengan sistem ekonomi syariah dapat menekan kesenjangan sosial yang otomatis dapat mengentaskan kemiskinan," kata Halide di Makassar, Kamis.

Berdasarkan data Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulsel diketahui, potensi zakat dan wakaf di Kawasan Timur Indonesia cukup besar. Total penerimaan ZIS di Sulsel selama 2015 mencapai Rp80,3 miliar.

Dari jumlah tersebut, komposisinya Rp59,50 miliar berasal dari zakat fitrah diikuti Rp5,12 miliar dari zakat mal, dan Rp15,70 miliar dari infaq.

Disamping itu, terdapat potensi khusus yang dapat dikembangkan seperti di Sulsel yang memiliki 10.440 tanah wakaf dengan luas 1.029 juta meter persegi. Sekitar 23,35 persen dari tanah wakaf nasional dan 53 persen di antaranya telah bersertifikat wakaf.

Berkaitan dengan hal itu, lanjut Halide, semua potensi itu perlu diikuti dengan Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola, sehingga dapat mengejar ketertinggalan Indonesia dalam mengembangkan ekonomi syariah.

"Negara lain sudah lebih awal mengembangkan ekonomi syariah, bahkan di negara yang mayoritas nonmuslim pun sudah mengembangkan misalnya wisata hala, makanan halal dan sebagainya," katanya.

Karena itu, dia mengatakan, bagi pengelola  sebelum menerapkan ekonomi dan keuangan syariah, perlu dilatih "hard" and "soft" skillnya secara intensif dan berkelanjutan.

"Intinya, SDM akan memapu memegang teguh nilai-nilai penting seperti keadilan, kebaikan, kebebasan, persaudaraan dan persamaan yang dipraktekkan di dunia kerja," katanya sembari mengimbuhkan nilai-nilai itu ajaran Agama Islam./f

Pewarta: Suriani Mappong

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017