Geopark Meratus yang berstatus UNESCO Global Geopark (UGGp) berperan penting melestarikan warisan geologi, hayati, dan budaya, dengan keberadaannya diharapkan memberi dampak positif bagi masyarakat Kalimantan Selatan sekaligus memperkuat branding daerah di tingkat global, seperti kain sasirangan yang kini mendapat perhatian internasional.

Tim Badan Pengelola Meratus UGGp, Ramadhan Jayusman, menegaskan bahwa masyarakat di setiap situs geopark harus terlebih dahulu mengenal jati diri mereka. 

“Dengan mengenal diri, masyarakat akan mampu melestarikan alam dan budaya yang mereka miliki,” ujarnya dalam Podcast Bepanderan Santai bersama host Franky Nayoan.

Jayusman menambahkan, keterlibatan masyarakat lokal sebagai pengelola situs Geopark Meratus menjadi kunci keberhasilan. 

“Tanpa masyarakat, Geopark Meratus tidak bisa berkembang. Karena itu, mereka harus menjaga alam dan budaya serta melestarikannya agar dapat dijual sebagai daya tarik global,” katanya.

Ia juga menyebutkan inspirasi dari buku karya Wasilah, istri Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina, berjudul Kono, Kini dan Kena (Nanti). 

Menurutnya, warisan masa lalu (kono) harus dijaga dan dirawat, agar dapat dinikmati pada masa kini (kini) serta dikenang dan diceritakan untuk generasi mendatang (kena).

Dengan status UGGp, Geopark Meratus diharapkan menjadi kebanggaan sekaligus peluang besar bagi Kalimantan Selatan untuk memperkenalkan kekayaan alam dan budaya ke dunia. 

“Harapannya, masyarakat semakin sadar akan pentingnya menjaga kelestarian alam dan budaya, sehingga Geopark Meratus benar-benar menjadi simbol keberlanjutan,” tutup Ramadhan.

 

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2025