Marabahan, (Antaranews Kalsel) - Bupati Barito Kuala, Kalimantan Selatan H Hasanuddin Murad meninjau lokasi anjloknya jembatan penghubung antara Desa Bangkit Baru RT 2 dan Desa Tanipah, Jumat (18/8) sore.
Didampingi Asisten Bidang Pembangunan M Anthony, Inspektor Kabupaten Batola Johan Arifin, Kadis PUPR H Abdul Manaf, Camat Mandastana Suyud Sugiono, dan Kabag Humpro Hery Sasmita, Hasanuddin Murad mengamati dari dekat kondisi jembatan yang tengah ambruk.
Saat berada di lokasi, Bupati tampak heran menyaksikan kondisi jembatan yang terlihat megah dan kokoh itu sempat roboh.
Apalagi berdasarkan data kalendring yang ia ketahui baik dari laporan dinas, kontraktor, maupun konsultan, secara teknis telah sesuai dengan ketentuan.
"Semua datanya ada. Setiap pancangan terlihat sampai mentok, jika ada yang mencuri pun juga terlihat," terangnya.
Menyinggung berapa waktu yang dibutuhkan untuk perbaikan, mantan Dosen Fakultas Hukum ULM itu menyatakan, kemungkinan besar tak bisa dilakukan dalam waktu segera. Mengingat harus melalui proses investigasi dan penelitian terlebih dahulu, termasuk menyangkut struktur tanah agar diketahui penyebabnya.
"Setelah adanya rekomendasi hasil penelitian baru kita bisa menentukan mau membangun jembatan yang seperti apa dan lain sebagainya agar tidak terulang kejadian serupa di kemudian," katanya.
Hasan menerangkan, dalam melakukan penelitian pihaknya bekerjasama dengan Balai Besar Jalan Wilayah XI Banjarmasin. Agar investigasi yang dilakukan bisa secara komprehensif.
Lalu bagaimana dengan masyarakat di empat desa yang terisolir? Mantan anggota DPR-RI itu menerangkan, sebenarnya sebelum jembatan dibangun terdapat jembatan di Desa Ramania yang dimanfaatkan warga untuk menyeberang.
Namun demikian, tambah dia, jika memang mendesak kemungkinan akan dibuatkan jembatan darurat dengan bahan dari batang nyiur yang dikasih terpal serta diuruq dengan sirtu, sehingga cukup memungkinkan untuk diseberangi.
Kepala Dinas PUPR Batola H Abdul Manaf menambahkan, saat ini pihaknya tengah mencari tahu penyebab anjloknya jembatan.
Semua data teknis yang berasal dari pihak proyek, konsultan, pihak pengawas sudah disampaikan ke Balai Besar Jalan Nasional. Semua data akan ditelaah dan dikaji untuk mengetahui penyebab anjloknya jembatan.
Pihak balai, sebut Manaf, juga minta penelitian secara menyeluruh, mengingat untuk merekonstruksi kembali jembatan memerlukan data yang akurat dengan kondisi saat ini.
Direktur PT Citra Bakumpai Abdi H Rusman Aji juga mengaku bingung atas anjloknya jembatan yang dikerjanya tersebut.
Mengingat pekerjaan yang ia laksanakan selama ini telah sesuai petunjuk dan spek yang ditentukan di samping sehari-harinya mendapat pengawasan dari konsultan.
Namun demikian, H Rusman pun menyatakan, siap bertanggungjawab membangunkan kembali jembatan penghubung antara Desa Bangkit Baru dan Tanipah tersebut supaya berfungsi kembali sebagaimana semua.
“Apa pun penyebabnya pada prinsipnya kami sebagai pelaksana bertanggungjawab untuk membangun kembali, walau pun jembatan tersebut sudah dalam penyerahan pada Pebruari 2016 lalu,†katanya.
Seperti diketahui jembatan penghubung Desa Bangkit Baru – Tanipah Kecamatan Mandastana, anjlok. Jembatan senilai Rp17,4 miliar itu roboh tepat pada Peringatan HUT ke-72 RI Tahun 2017 sekitar pukul 11.30 Wita, Kamis (17/8).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017
Didampingi Asisten Bidang Pembangunan M Anthony, Inspektor Kabupaten Batola Johan Arifin, Kadis PUPR H Abdul Manaf, Camat Mandastana Suyud Sugiono, dan Kabag Humpro Hery Sasmita, Hasanuddin Murad mengamati dari dekat kondisi jembatan yang tengah ambruk.
Saat berada di lokasi, Bupati tampak heran menyaksikan kondisi jembatan yang terlihat megah dan kokoh itu sempat roboh.
Apalagi berdasarkan data kalendring yang ia ketahui baik dari laporan dinas, kontraktor, maupun konsultan, secara teknis telah sesuai dengan ketentuan.
"Semua datanya ada. Setiap pancangan terlihat sampai mentok, jika ada yang mencuri pun juga terlihat," terangnya.
Menyinggung berapa waktu yang dibutuhkan untuk perbaikan, mantan Dosen Fakultas Hukum ULM itu menyatakan, kemungkinan besar tak bisa dilakukan dalam waktu segera. Mengingat harus melalui proses investigasi dan penelitian terlebih dahulu, termasuk menyangkut struktur tanah agar diketahui penyebabnya.
"Setelah adanya rekomendasi hasil penelitian baru kita bisa menentukan mau membangun jembatan yang seperti apa dan lain sebagainya agar tidak terulang kejadian serupa di kemudian," katanya.
Hasan menerangkan, dalam melakukan penelitian pihaknya bekerjasama dengan Balai Besar Jalan Wilayah XI Banjarmasin. Agar investigasi yang dilakukan bisa secara komprehensif.
Lalu bagaimana dengan masyarakat di empat desa yang terisolir? Mantan anggota DPR-RI itu menerangkan, sebenarnya sebelum jembatan dibangun terdapat jembatan di Desa Ramania yang dimanfaatkan warga untuk menyeberang.
Namun demikian, tambah dia, jika memang mendesak kemungkinan akan dibuatkan jembatan darurat dengan bahan dari batang nyiur yang dikasih terpal serta diuruq dengan sirtu, sehingga cukup memungkinkan untuk diseberangi.
Kepala Dinas PUPR Batola H Abdul Manaf menambahkan, saat ini pihaknya tengah mencari tahu penyebab anjloknya jembatan.
Semua data teknis yang berasal dari pihak proyek, konsultan, pihak pengawas sudah disampaikan ke Balai Besar Jalan Nasional. Semua data akan ditelaah dan dikaji untuk mengetahui penyebab anjloknya jembatan.
Pihak balai, sebut Manaf, juga minta penelitian secara menyeluruh, mengingat untuk merekonstruksi kembali jembatan memerlukan data yang akurat dengan kondisi saat ini.
Direktur PT Citra Bakumpai Abdi H Rusman Aji juga mengaku bingung atas anjloknya jembatan yang dikerjanya tersebut.
Mengingat pekerjaan yang ia laksanakan selama ini telah sesuai petunjuk dan spek yang ditentukan di samping sehari-harinya mendapat pengawasan dari konsultan.
Namun demikian, H Rusman pun menyatakan, siap bertanggungjawab membangunkan kembali jembatan penghubung antara Desa Bangkit Baru dan Tanipah tersebut supaya berfungsi kembali sebagaimana semua.
“Apa pun penyebabnya pada prinsipnya kami sebagai pelaksana bertanggungjawab untuk membangun kembali, walau pun jembatan tersebut sudah dalam penyerahan pada Pebruari 2016 lalu,†katanya.
Seperti diketahui jembatan penghubung Desa Bangkit Baru – Tanipah Kecamatan Mandastana, anjlok. Jembatan senilai Rp17,4 miliar itu roboh tepat pada Peringatan HUT ke-72 RI Tahun 2017 sekitar pukul 11.30 Wita, Kamis (17/8).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017