Tidak mudah bagi Anulito (51) warga Desa Rampa Mea Kecamatan Dusun Utara , Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah yang menderita lumpuh karena kaki kirinya keseleo hingga tulang lututnya bergeser.
Kaki kanannya ikut melemah, tak mampu lagi menopang tubuhnya dan keadaannya kian berat karena penglihatannya pun perlahan menghilang.
Baca juga: YABN dan YPKAAR salurkan 4.330 paket perlengkapan sekolah di Banyuwangi
Dua tahun terakhir Anulito merasakan matanya sering terasa sakit, penglihatan kedua matanya mulai meredup, seperti diselimuti kabut.
“Kalau ada cahaya, cuma bisa merasa terang saja,” ungkapnya.
Ditemani keluarganya Anulito menempuh perjalanan cukup panjang dari Desa Rampa Mea Kecamatan Dusun Utara menuju Kota Buntok untuk menjalani operasi katarak.
Meski tubuhnya tidak lagi kuat berjalan, Anulito tetap ingin menjaga sisa harapannya agar bisa melihat terang.
Ia terdaftar sebagai pasien penerima operasi buta katarak gratis yang digelar berkat kolaborasi PT Adaro Indonesia, PT Saptaindra Sejati (SIS), dan Yayasan Amanah Bangun Negeri (YABN).
Anulito bukan satu-satunya pasien yang menempuh perjalanan panjang.
Beberapa peserta dari Kecamatan Jenamas dan Mengkatip bahkan harus menempuh rute menyusuri Sungai Barito dengan speedboat.
Kondisi ini mendapat perhatian Penjabat Sekda Barito Selatan, Ita Minarni, saat meninjau pelaksanaan operasi di UPTD Labkesda, Senin (24/11).
Operasi dilakukan di dalam mobil khusus yang dilengkapi peralatan medis operasi katarak serta fasilitas pendukung setara ruang tindakan.
Mobil ini menjadi sarana penting bagi Adaro dan mitra kerja untuk menghadirkan layanan operasi katarak gratis ke berbagai wilayah, termasuk di Barito Selatan.
Usai melihat langsung prosesnya, Ita menilai keberadaan alat transportasi untuk operasi seperti ini sangat membantu.
Fasilitas kesehatan atau rumah sakit dapat lebih mudah menjangkau kecamatan maupun desa.
“Habis operasi, kasihan orang tua kalau harus naik kendaraan jauh. Kalau bisa jemput bola ke desa itu jauh lebih baik,” ujarnya.
Sebanyak 30 mata pasien di Kabupaten Barito Selatan tercatat mendapat bantuan operasi katarak gratis pada kesempatan ini.
Baca juga: Adaro-Alamtri expand targets of stunting prevention program
Mereka menjalani pemeriksaan awal, skrining medis, dan tindakan operasi secara bergiliran di dalam mobil operasi yang telah disiapkan.
CSR Section Head PT Adaro Indonesia, Aan Nurhaod menyampaikan bahwa katarak merupakan penyakit yang terus muncul dari tahun ke tahun.
“Setiap tahun kejadiannya sekitar dua persen. Jadi operasi ini sifatnya mengurangi angka kejadian, bukan menghilangkan. Di sinilah peran kami, berkolaborasi dengan Pemda Barsel dalam program CSR 2025,” jelasnya.
Komitmen itu sudah dijalankan Adaro sejak 2003 melalui program operasi katarak di enam kabupaten.
Hingga saat ini hampir 7.500 mata telah menjalani tindakan.
“Semoga kontribusi ini bermanfaat bagi masyarakat, membantu meningkatkan derajat kesehatan dan produktivitas,” tutup Aan.
Editor : Imam Hanafi
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2025