Banjarmasin, 14/8 (Antara) - Bank Indonesia dan Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin melakukan perbaharuan kerja sama diantaranya pada bidang pencetakan sumber daya manusia yang ahli ekonomi dan keperbankan.

Penandatangan nota kesepahaman dilakukan Deputi Gubernur BI Perry Warniyo dengan Pembantu Rektor III ULM Banjarmasin Prof Ahmad Alim Bachri pada acara kuliah umum kebanksentralan dan pembaharuan nota kesepahaman bertema "Perekonomian Indonesia: Prospek dan Bauran Kebijakan" di Aula Rektorat ULM Banjarmasin, Kayu Tangi, Senin.

Menurut Deputi Gubernur BI Perry Warniyo, ada tiga kerjasama yang diperbaharui BI dengan sejumlah universitas termasuk dengan ULM ini, yakni, dalam bidang mencetak SDM, penelitian dan bea siswa.

Dia menyatakan, kerjasama BI dengan sejumlah universitas ini memang harus dilakukan penataan kembali atau dilakukan pembaharuan nota kesepahaman, sebab sejak BI membentuk BI Institut sekitar dua tahun lalu, dalam perjalanannya masih redup eksistensinya, hingga kedepan dijalankan lebih serius.

"Sebab investasi mengembangkan SDM ini yang penting sekarang, termasuk karya-karya penelitian yang mereka bisa telurkan agar menjadi penguatan ekonomi bangsa dan perbankan kedepannya," ujar Perry.

Menurut dia, bangsa Indonesia masih kekurangan ahli ekonomi dan perbankan yang berjiwa ledersif, hingga perlu keseriusan bagi para perguruan tinggi untuk membentuk SDM-SDM yang berjiwa kepemimpinan ini kedepannya.

"Kita percaya ULM salah satu perguruan tinggi yang bisa menelurkan banyak putra dan putri bangsa pemikir dan pemimpin ekonomi dan perbankan yang hebat kedepannya," papar Perry.

Dilakukannya pembaharuan kerjasama dengan BI-ULM ini dinyatakan, Pembantu Rektor III ULM Banjarmasin Prof Ahmad Alim Bachri, sangat baik.

Menurut dia, ULM perlu mendapat perhatian pemerintah pusat termasuk BI dalam pengembangan pendidikan dan kemahasiswaan, hkususnya dibidang mencetak SDM yang ahli ekonomi dan perbankan ini.

Karena, terang dia, ULM yang sudah memiliki sekitar 30 ribu mahasiswa ditambah sebanyak 6.700 mahasiswa baru memerlukan suntikan dukungan disegala hal, termasuk program bidikmisi, yakni, bantuan biaya pendidikan yang berfokus kepada yang memiliki keterbatasan kemampuan ekonomi.

"Kampus kita hanya mendapat program bidikmisi ini sekitar 850 kursi saja dari 6.700 mahasiswa baru yang masuk itu, hingga banyak yang mengurungkan niatnya masuk ULM karena dari keluarga yang tidak mampu," papar Alim.

Dikatakan dia, masalah seperti ini menjadi PR bangsa yang harus segeranya ditangani, sebab dengan besarnya anak bangsa yang tidak bisa menempuh jenjang perguruan tinggi menghambat percepatan perbaikan SDM di negeri ini.

"Khusus di Kalsel saja, bagaimana menyelamatkan sekitar 260 ribu anak bangsa agar bisa menempuh pendidikan tinggi, meskipun ULM saat ini memberikan porsi 75 persen bagi putra daerah, tidak bisa menampung semuanya karena keterbatasan sarana dan lain sebagainya," ucap Alim.

Pewarta: Sukarli

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017