Marabahan, (Antaranews Kalsel) -  Bupati Barito Kuala, Kalimantan Selatan H Hasanuddin Murad mengatakan, pada awal menjabat Bupati Batola  pernah berkata suatu ketika untuk menjangkau Kecamatan Tabunganen tidak harus menggunakan klotok,  namun bisa naik mobil melalui jalan darat.

Pernyataan orang nomor satu di Bumi Ije Jela  akhirnya benar-benar terbukti ketika Pembukaan MTQ ke-48 Tingkat Batola yang berlangsung di Tabunganen, Kamis (20/07), para kafilah dan rombongan kabupaten bisa menjangkau lokasi pelaksanaan dengan menggunakan mobil.

“Kurang lebih 10 tahun lalu, saya pernah katakan suatu ketika ke Tabunganen ini bisa menggunakan mobil tanpa harus dengan kelotok. Ternyata hari ini mobil kita bisa masuk sampai ke sini (Tabunganen),” ujar Bupati Batola H hasanuddin Murad.

Meski mengakui jalan menuju Tabunganen ini sebagian belum begitu sempurna namun bupati yang akrap disapa pak Hasan itu sudah merasa bangga.

“Setidaknya jalan ini sudah bisa berfungsi,” katanya.

Bupati yang pernah menjadi anggota DPR-RI itu menerangkan, penyebab belum sempurnanya pembangunan jalan menuju Tabunganen (jalan Tamansaribunga) ini lantaran tahun 2016 lalu terjadi pemotongan anggaran dari pusat sebesar Rp79 miliar dan baru tahun 2017 ini dilanjutkan.

Penyebab lainnya, sebut dia, pemkab lebih mendahulukan pembangunan sejumlah jembatan besar guna melintasi sejumlah sungai yang berada di Kecamatan Tabunganen seperti Desa Tabunganen Kecil, Telan, Tabunganen Tengah, Karya Baru, Pemurus, dan lainnya.

“Jika jembatan-jembatan itu terbangun maka untuk membangun jalannya akan lebih mudah dengan biaya jauh lebih murah,” ucapnya.

Sementara untuk membangun jembatan, jelas dia,  biayanya mahal-mahal diantara masing-masing bernilai Rp34 miliar, Rp11 miliar, Rp10 miliar, Rp9 milid dan lainnya.

Hasan mengisyaratkan, pembangunan Tamansaribunga hingga Kuala Lupak dengan disertai beberapa jembatan seperti di Telan, Desa Tabunganen Tengah, Karya Baru, Pemurus atau lainnya.

Karena itu kepada masyarakat Tabunganen yang kebetulan tanahnya dilewati proyek pembangunan jalan diharapkan pengertian dengan tidak mematok harga mahal.

Jika mungkin, pinta dia,  justru menghibahkan tanahnya untuk kemajuan desa serta menjadi amal zariah yang pahalanya tidak putus-putusnya.

Sementara kepada camat, kades, ketua RT, ketua RW, tokoh masyarakat, dan alim ulama diharapkan partisipasinya untuk turut mendorong penyelesaian pembebasan agar pembangunan yang dilaksanakan bisa berjalan lancar.

Bupati mengatakan, pemkab tak ingin melakukan pembebasan dengan cara sepihak walaupun pemerintah memiliki kewenangan.

“Kita ini papadaan jua gasan apa bakakarasan, bila pina kada ruus datangi ja bupati, ayo kita bapapanderan,” ajak bupati yang dikenal bijaksana itu.



Pewarta: Arianto

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017