Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan berupaya menguatkan kriteria dan etika berdakwah, khususnya bagi dai dan daiah serta ustadz dan ustadzah muda.

"Kita ingin mengajak dai dan daiah serta ustadz dan ustadzah yang muda-muda khususnya untuk mempelajari bersama etika dan kriteria berdakwah yang benar sebagai yang diajarkan Rasulullah SAW," ujar Ketua MUI Kota Banjarmasin Habib Ali Khaidir Al Kaff di Banjarmasin, Sabtu.

Baca juga: Pemkot dan MUI Banjarmasin siapkan 14 kuota beasiswa Timur Tengah

Untuk memberikan ruang itu, MUI Kota Banjarmasin melalui komisi dakwah dan pemberdayaan umat menggelar pelatihan penguatan kriteria dan etika berdakwah kepada dai dan daiah serta ustadz dan ustadzah se-Kota Banjarmasin.

"Kita apresiasi antusias dai dan daiah serta ustadz dan ustadzah mengikuti kegiatan ini cukup tinggi, mari kita belajar bersama, agar dakwah kita tidak hanya memberikan kebaikan bagi umat, tapi menjaga toleransi dan ketenteraman," ujarnya.

Ia menyampaikan pentingnya pendakwah mengambil sikap wasatiah atau mengambil jalan tengah dan berkeseimbangan (tawazun), serta lurus dan tegas dalam menyampaikan pesan agama ke masyarakat.

"Menjaga etika dan toleransi serta egaliter (bersifat sama atau sederajat), mengedepankan musyawarah, berjiwa reformasi, mengedepankan dinamis dan keberagaman," ucapnya.

Dia menyatakan para pendakwah agar isi dakwah mengajak umat untuk selalu meneladani Rasulullah SAW.

Baca juga: Masjid Assa'adah Beruntung Jaya Banjarmasin kembali sembelih 18 sapi kurban

Habib Ali pun mengajak para pendakwah mendukung program pemerintah daerah yang intinya untuk kemaslahatan umat.

"Gunakanlah bahasa-bahasa atau kalimat-kalimat yang baik dan adem, tidak provokasi yang negatif, tidak menyinggung orang, tapi yang mempersatukan umat," tutur Habib Ali.

Habib Ali menyampaikan bahwa MUI penting menyampaikan ini karena di Kota Banjarmasin dikenal kota religi, kotanya para pendakwah serta ustadz dan ustadzah.

"Ada kurang lebih 500 pendakwah di kota ini, belum lagi ditambah ustadz dan ustadzah yang mengajar tempat-tempat pendidikan Al Quran, itu ribuan, kita harapkan kegiatan ini makin memperkuat kualitas mereka dalam berdakwah," ungkap Habib Ali.

Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Kota Banjarmasin Machli Riyadi menyampaikan apresiasi atas kegiatan MUI Kota Banjarmasin tersebut karena penting untuk membentuk pendakwah di kota ini lebih berkualitas dalam menyampaikan misi agama kepada umat.

Baca juga: Wali Kota Banjarmasin promosikan Sasirangan

"Kegiatan sangat bagus sekali, mungkin banyak pendakwah di luar sana perlu diingatkan kembali oleh MUI," kata Habib Ali.

Dia berharap, para pendakwah membantu pemerintah kota dalam menyosialisasikan kebijakan pemerintah, di antaranya terkait dengan penanganan sampah.

Sebab, katanya, Kota Banjarmasin saat ini sedang darurat sampah. Oleh karena itu, peran masyarakat sebagai penting berpartisipasi dalam mengelola sampah sejak dari rumah tangga.

"Kita harapkan dalam setiap dakwah, ada disinggung pesan-pesan untuk kebersihan lingkungan ini," ujarnya.

Ia juga mengatakan terkait dengan peraturan daerah tentang fasilitasi penyelenggaraan mediasi atau rumah mediasi.

Menurut dia, perda ini sebagai upaya untuk mendamaikan masyarakat yang berkonflik tidak perlu harus dibawa ke ranah hukum pidana.

"Peran pendakwah atau ulama di kota ini diharapkan bisa menjadi penengah dalam masalah di tengah masyarakat seperti ini," ujarnya.

Baca juga: Polda Kalsel dinilai amankan Pilkada 2024 sesuai standar prosedur

 

Pewarta: Sukarli

Editor : Taufik Ridwan


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2025