Banjarmasin,  (Antaranews Kalsel) - Menteri Kesehatan Nila Djuwita F Moeloek mengatakan sebesar Rp6,9 triliun dana BPJS Kesehatan untuk mengobati pasien dengan penyakit hipertensi, jantung, penyakit kerdiovaskular dan stroke.

Menurut Menkes usai dialog tentang berbagai persolan program kesehatan dengan kepala daerah dan insan kesehatan Kalimantan Selatan di Banjarmasin Rabu, berdasarkan data Kementerian Kesehatan, hampir satu juta penduduk Indonesia kini memiliki berbagai penyakit tersebut.

Sehingga, tambah dia, sangat penting bagi seluruh kabupaten dan kota di seluruh Indonesia, untuk mencegah terus bertambahnya penyakit tersebut dengan pola hidup sehat.

Saat ini, tambah dia, Kemenkes terus berupaya menekan angka berbagai penyakit menular maupun tidak menular di Indonesia dalam rangka menyukseskan program nasional Indonesia sehat.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan kampanye hidup sehat dan memperbesar peran puskesmas untuk menangani berbagai penyakit di daerah serta meningkatkan dan menjaga kesehatan masyarakat.

Kemenkes, tambah dia, bakal memperkuat peran Puskesmas antara lain dengan menambah anggaran baik melalui APBN maupun APBD sebagai upaya untuk mencegah dan menjaga kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya masing-masing.

Menurut dia, Puskesmas yang merupakan pusat pelayanan dasar masyarakat akan difungsikan bukan hanya sebagai pelayanan kesehatan, tetapi juga sosialisasi mencegah timbulnya berbagai penyakit menular maupun tidak menular.

"Saat ini, pola pikir masyarakat dan petugas sudah harus diubah, jangan lagi berpikir untuk mengobati, tetapi harus berpikir untuk mencegah," katanya.

Wakil Gubernur Kalsel, Rudy Resnawan mengatakan, keinginan Menkes sejalan dengan program yang diinginkan oleh Pemprov Kalsel sejak beberapa tahun terakhir.

Menurut Wagub, selama ini terdapat paradigma salah, di mana banyak anggaran habis untuk membangun infrastruktur dan mengobati pasien yang sakit.

Sementara, untuk menjaga agar masyarakat tetap sehat, belum dipikirkan dengan serius, sehingga bila kondisi tersebut dibiarkan terus berlanjut, maka tidak menutup kemungkinan, data yang menyebutkan 20 persen werga Indonesia kini dalam kondisi sakit dan 80 persen sehat, suatu saat bisa terbalik menjadi 80 persen sakit, karena tidak ada kesadaran untuk menjaga pola hidup sehat.

"Pola hidup sehat ini yang harus terus dikampanyekan, walaupun seakan tidak terlihat sebagai sebuah keberhasilan pembangunan, karena tidak ada fisik yang dibangun, namun akan sangat bermanfaat bagi masyarakat," katanya.

Pewarta: Ulul Maskuriah

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017