Balangan, (Antaranews Kalsel) - Selama belasan tahun bangunan pasar di Desa Mungkur Uyam, Kecamatan Juai, yang merupakan peninggalan Pemerintahan Kabupaten Hulu Sungai Utara, sebelum Balangan, Kalsel, memisahkan diri menjadi kabupaten, terbengkalai dan tak berfungsi.

Pasar berbentuk los yang sempat berfungsi selama tiga bulan setelah selesai dibangun dan diresmikan tersebut, sebelumnya digadang-gadang sebagai pusat perputaran ekonomi pasar mingguan di Kecamatan Juai.

Munculnya pasar tradisional mingguan di Desa Teluk Bayur setiap Sabtu, Sumber Rezeki setiap Selasa, dan Sirap setiap Rabu, membuat pedagang dan pembeli lebih memilih untuk bertransaksi di tiga desa yang juga berada di Kecamatan Juai tersebut.

Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Balangan, H Zainal Abidin, Senin di Paringin mengatakan, pada tahun 2016 lalu rencananya lokasi tersebut ingin dijadikan sebagai pusat kuliner dengan anggaran Rp 2 miliar.

"Dulu sempat akan dijadikan sebagai tempat pusat kuliner di Kecamatan Juai, dengan anggaran Rp 2 Miliar, namun karena ada skala prioritas yang lain, sehingga rencana tersebut gagal. Selain itu ada juga rencana ingin dijadikan sebagai panggung pertunjukan dan seni," terangnya.

Meskipun berbagai ide dan rencana untuk membuat bangunan pasar di Desa Mungkur Uyam dapat berfungsi dan bermanfaat, hingga lebih dari 12 tahun ternyata belum ada perubahan, bahkan kini bangunan tersebut hampir ditutup oleh tumbuhan rumput liar.

Sementara itu Kepala UPT Pasar, Ihsan Tatakesuma mengungkapkan, berbagai upaya seperti pameran,  tong edan dan pasar malam lainnya pernah di upayakan agar bangunan pasar tersebut mampu berfungsi maksimal sebagai pasar tradisional mingguan, namun semua upaya tersebut belum berhasil.

"Sepertinya tidak mungkin lagi lokasi tersebut dipaksakan sebagai lokasi pasar mingguan, karena hingga saat ini lokasi tersebut sudah kalah dengan lokasi lainnya di desa-desa di Kecamatan Juai yang sudah dikenal warga sebagai pasar tujuan mereka setiap minggunya," pungkasnya.

Pewarta: Roly Supriadi

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017