Banjarmasin,  (Antaranews Kalsel) - Masyarakat pengguna jalan umum menghubungkan antar kabupaten di wilayah hulu sungai hingga beberapa kota di Provinsi Kalimantan Selatan, mengeluhkan terganggunya lalu lintas jalan akibat truk angkutan semen dari pabrik di Kabupaten Tabalong.

Truk-truk mengangkut semen merek Conch dari Tabalong belakangan ini mendominasi ruas jalan umum lintas antar kabupaten di Kalsel itu dan gangguan terasa mulai lintas Banjarmasin - daerah hulu sungai atau sebaliknya.

Sebagaimana keluhan sejumlah warga Kota Banjarmasin dan sekitarnya antara lain keluarga Syaiful Bachri yang pulang dari mudik/bepergian ke daerah hulu sungai, Jumat.

Pasalnya warga Banjarmasin yang bepergian ke Banua Anam tidak bisa lagi tiba tepat waktu sampai tujuan, karena armada angkutan semen Conch yang pabriknya beroperasi di Kabupaten Tabalong atau paling utara Kalsel itu menggunakan jalan umum/jalan raya.

Begitu pula sebaliknya dari Banua Anam ke Banjarmasin sulit memperkirakan waktu/lama perjalanan, karena armada angkutan semen Conch yang menggunakan treler ukuran panjang bermuatan mencapai 50 ton tidak menggunakan jalan khusus.

Sebagai contoh, yang biasa lama perjalanan naik mobil dengan kecepatan sedang dari Banjarmasin - Kandangan, ibukota Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalsel itu hanya sekitar 2,5 jam atau maksimal tiga jam.

Tetapi dengan keberadaan armada angkutan semen Conch sehingga perjalanan Banjarmasin - Kandangan yang berjarak 135 kilometer tersebut kini minimal 3,5 jam baru sampai tujuan, bahkan bisa lebih lama lagi.

Contoh lain dari Barabai, ibukota Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalsel - Banjarmasin yang berjarak 165 kilometer, lama perjalanan sebelum keberadaan armada angkutan semen Conch hanya antara 3,5 - empat jam, kini menjadi lima jam lebih.

Persoalannya, armada angkutan semen Conch seakan menguasai jalanan. Karena kalau treler itu melenggang di depan, maka kendaraan bermotor lain sulit mendahului dan khawatir tabrakan dengan arus dari depan, sebab jalan relatif sempit.

Menurut Hj Nurul (64), warga Banjarmasin, keadaan lalu lintas jurusan Banua Anam tersebut belakangan ini seperti pada masa ramai-ramainya angkutan batu bara atau sebelum keberadaan Perda larangan mengangkut hasil tambang menggunakan jalan umum.

Seiring keberadaan Perda larangan angkutan hasil tambang lewat jalan umum/jalan raya atau perusahaan pertambangan tersebut menggunakan jalan khusus/sendiri, lalu lintas angkutan umum berjalan lancar.

Nenek dari dua cucu itu memperkirakan, kalau keadaan lalu lintas seperti sekarang atau hilir-mudiknya armada angkutan semen Conch, bisa mengganggu kelancaran angkutan lebaran Idul Fitri 1438 Hijriah.

Oleh sebab itu, pemerintah atau pihak terkait harus segera mengambil langkah-langkah antisipasi guna kelancaran angkutan lebaran, agar kaum Muslim khususnya bisa menikmati suasana Idul Fitri, demikian Nurul.

Pewarta: Sukarli

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017