Rantau (Antaranews Kalsel) - Pemerintah Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, terus berupaya meningkatkan produksi dan kualitas kerajinan anyaman bambu di daerah tersebut dengan mengembangkan budidaya tanaman bambu untuk memenuhi kebutuhan baku industri.
Bupati Tapin HM Arifin Arpan di Rantau, Selasa mengatakan, pengembangan budi daya tanaman bambu tersebut, antara lain dilakukan di beberapa lokasi lahan bekas tambang.
Upaya tersebut, sebagaimana telah dicanangkan dalam program optimalisasi penanggulangan pencemaran lingkungan hidup melalui gerakan tanam bambu untuk masa depan (Rabu Mapan) di lokasi eks pertambangan.
Menurut Bupati dalam kegiatan ini, Dinas LH menggandeng perusahaan pertambangan PT Sumber Kurnia Buana (PT SKB) untuk melakukan penghijauan di esktambang perusahaan tersebut yang berada di Kecamatan Salam Babaris.
Menurut Bupati, optimalisasi ekspertambangan melalui gerakan menanam bambu, agar lahan tersebut bisa menjadi lahan produtif kembali.
"Jangan dibiarkan begitu saja ekslahan pertambangan, tapi manfaatkan agar tidak menjadi lahan mati dan tentunya menjadi lahan yang produktif dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar," kata Bupati.
Bupati berharap, perusahaan bisa melakukan optimalisasi bekas pertambangannya dengan sesuatu yang bermanfaat dan bisa dinikmati oleh masyarakat sekitar.
"Jangan hanya sekedar ditanam begitu saja, namun setelah itu dibiarkan saja, tapi harus punya manfaat bagi masyarakat sekitar," ujar Arifin.
Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakah Lingkungan Dinas LH Hj Rina Indriani mengatakan dipilihnya bambu yang ditanam di ekspertambangan karena manfaatnya yang banyak dan paling cocok untuk ditanam dibekas pertambangan.
"Setelah kami lakukan pembelajaran, ternyata tanaman bambu sangat cocok di daerah bekas pertambangan," ujarnya.
Dijelaskan Rina, manfaat pohon dengan nama latin Bambusa Sp ini antara lain mencegah abrasi dan erosi, sumber oksigen, menyerap karbon dan bau-bau tidak sedap, dan bisa dimanfaatkan untuk kerajinan.
"Tanaman bambu kedepannya bisa dimanfaatkan untuk kerajinan seperti pagar, kursi, meja, dan lainnya, selain itu juga punya nilai ekonomis yang tinggi dan bisa diekspor," ujarnya lagi.
Dijelaskan Rina, PT SKB ini berharap bisa menjadi pilot project dan bisa sukses dalam pengembangan bambu ini dan kedepannya bisa diikuti oleh perusahaan-perusahaan pertambangan lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017
Bupati Tapin HM Arifin Arpan di Rantau, Selasa mengatakan, pengembangan budi daya tanaman bambu tersebut, antara lain dilakukan di beberapa lokasi lahan bekas tambang.
Upaya tersebut, sebagaimana telah dicanangkan dalam program optimalisasi penanggulangan pencemaran lingkungan hidup melalui gerakan tanam bambu untuk masa depan (Rabu Mapan) di lokasi eks pertambangan.
Menurut Bupati dalam kegiatan ini, Dinas LH menggandeng perusahaan pertambangan PT Sumber Kurnia Buana (PT SKB) untuk melakukan penghijauan di esktambang perusahaan tersebut yang berada di Kecamatan Salam Babaris.
Menurut Bupati, optimalisasi ekspertambangan melalui gerakan menanam bambu, agar lahan tersebut bisa menjadi lahan produtif kembali.
"Jangan dibiarkan begitu saja ekslahan pertambangan, tapi manfaatkan agar tidak menjadi lahan mati dan tentunya menjadi lahan yang produktif dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar," kata Bupati.
Bupati berharap, perusahaan bisa melakukan optimalisasi bekas pertambangannya dengan sesuatu yang bermanfaat dan bisa dinikmati oleh masyarakat sekitar.
"Jangan hanya sekedar ditanam begitu saja, namun setelah itu dibiarkan saja, tapi harus punya manfaat bagi masyarakat sekitar," ujar Arifin.
Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakah Lingkungan Dinas LH Hj Rina Indriani mengatakan dipilihnya bambu yang ditanam di ekspertambangan karena manfaatnya yang banyak dan paling cocok untuk ditanam dibekas pertambangan.
"Setelah kami lakukan pembelajaran, ternyata tanaman bambu sangat cocok di daerah bekas pertambangan," ujarnya.
Dijelaskan Rina, manfaat pohon dengan nama latin Bambusa Sp ini antara lain mencegah abrasi dan erosi, sumber oksigen, menyerap karbon dan bau-bau tidak sedap, dan bisa dimanfaatkan untuk kerajinan.
"Tanaman bambu kedepannya bisa dimanfaatkan untuk kerajinan seperti pagar, kursi, meja, dan lainnya, selain itu juga punya nilai ekonomis yang tinggi dan bisa diekspor," ujarnya lagi.
Dijelaskan Rina, PT SKB ini berharap bisa menjadi pilot project dan bisa sukses dalam pengembangan bambu ini dan kedepannya bisa diikuti oleh perusahaan-perusahaan pertambangan lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017