Sungai di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, belakangan ini tercemar berat tanaman gulma, serta sampah rumah tangga dan industri.



Akibat tercemar gulma dan sampah maka sungai di Banjarmasin menjadi kotor bahkan banyak yang menyempit dan mendangkal, kata Kepala Dinas Sungai dan Drainase kota setempat, Muryanta di Banjarmasin, Selasa.

Untuk mengurangi serangan gulma khususnya tanaman eceng gondok dan kayapu tersebut, maka Pemkot Banjarmasin menyewa kapal pembersih gulma dan sampah sungai.

"Kapal pembersih gulma dan sampah tersebut setiap hari bekerja, dan minimal 60 ton eceng gondok dan tanaman lainnya telah dibersihkan dari sungai per harinya," kata Muryanta.

Menurut Muryanta, jumlah eceng gondok tersebut walau terus dibersihkan tetapi tetap saja banyak di permukaan air sungai, karena bila satu lokasi di bersihkan maka tak lama datang lagi hamparan eceng gondok yang datang dari berbagai penjuru sungai.

Banjarmasin memang di belah banyak sungai, dari 105 sungai yang ada di kota ini sebanyak 74 sungai masih berfungsi baik, dan sisanya sudah mati akibat terserang pendangkalan akibat tumpukan lumpur, sampah, dan gulma, serta akibat tersita perkembangan penduduk dan perkotaan.

Ia bersyukur, ada seorang pengusaha di Kota ini yang  berhasil mengubah sebuah kapal biasa menjadi sebuah kapal pengeruk lumpur, hingga bermanfaat untuk merevitalisasi sungai-sungai kota setempat.

Selain memodifikasi kapal menjadi kapal keruk pengusaha tersebut juga berhasil memodifikasi kapal biasa menjadi sebuah kapal pembersih gulma dan sampah sungai dan kapal modifikasi itupun juga disewa Pemkot Banjarmasin, tutur Muryanta.

Kedua kapal itu sudah diberi nama masing-masing untuk kapal keruk disebut "kapal biuku," sedangkan kapal pembersih gulma dan sampah disebut "kapal sapu-sapu," tambahnya lagi.

Menurut Muryanta, kapal hasil modifikasi tersebut sangat bermanfaat dalam upaya  kota Banjarmasin mengembalikan fungsi-fungsi sungai mengingat sudah banyak sungai yang mati lantaran sedementasi dan sampah.

Melalui alat-alat modifikasi itu sungai-sungai kian di lebarkan didalami, sehingga begitu juga terhadap sungai yang mati akan di keruk hingga kembali menjadi sungai yang hidup.

Menurut Muryanta kapal hasil modifikasi itu telah menyita banyak perhatian pemerintah kota lain di Indonesia, terutama untuk pembersihan sungai, bahkan pemerintah Kota Medan ingin membeli kapal modifikasi tersebut.

Sebab tambahnya, untuk mencari kapal keruk kecil yang mampu masuk ke sungai-sungai kecil seperti di Banjarmasin tidak ada yang jual, baik kita cari ke negara mana pun, yang dikenal selama ini kapal keruk besar untuk pengerukan sungai-sungai besar atau permukaan sungai di laut.

Kapal hasil modifikasi itu adalah kapal tongkang yang digabung dengan sebuah alat berat semacam "excavator".hsan/B

Pewarta:

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2011