Dinas Tanaman Pangan, Peternakan dan Perikanan Tabalong mengembangkan padi unggul Situ Bagendit di Kecamatan Bintang Ara, Tabalong, Kalimantan Selatan dalam usaha meningkatkan ekonomi para petani.
        
Uji coba pengembangan varietas padi unggul Situ Bagendit ujar Kasi Produksi Pertanian dan Hortikultural, M Yusran dilaksanakan di Desa Burum Kecamatan Bintang Ara dengan produksi mencapai 3 ton lebih per hektare.
        
"Varietas padi Situ Bagendit salah satu jenis unggul yang memiliki produksi tinggi dibanding varietas lokal, karena itu kita lakukan uji coba di Desa Burum agar para kelompok tani kita mau mengembangkannya," jelas Yusran, Minggu di Tanjung.
        
Selain di Kecamatan Bintang Ara, pengembangan varietas padi unggul juga mulai dilakukan sejumlah kelompok tani di Kecamatan Jaro, Haruai dan Muara Uya.
        
Pengembangan varietas atau bibit unggul padi ini merupakan bagian dari program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) padi sawah maupun padi gogo.
        
Tahun ini SLPTT padi sawah dilaksanakan pada 8.500 hektare lahan dengan melibatkan sekitar 340 kelompok tani (KT) dan SLPTT padi gogo pada lahan seluas 1.500 hektare oleh 9 kelompok tani.
        
Peningkatan produktivitas pad per hektar menjadi tujuan utama program SLPTT dan sejak 2009 SLPTT telah dilakukan di 12 kecamatan dengan alokasi luas mencapai 5.300 hektare dengan 212 kelompok tani.
        
"Melalui kegiatan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu diharapkan para kelompok tani yang menjadi sasaran mau menggunaan bibit padi unggul serta penggunaan pupuk berimbang," jelas Yusran.
        
Jenis bibit unggul padi yang dianjurkan diantaranya varietas ciherang, cibogo, IR 66, cigelis dan situ bagendit.
        
Selama ini sejumlah petani di Tabalong masih menyukai jenis padi lokal seperti buyung, mayas dan cantik, meski produksinya rendah alias kurang dari 3 ton per hektare.
        
"Alasan petani kita, varietas padi lokal lebih mudah dalam pemasarannya karena mayoritas masyarakat masih mengonsumsinya meski produksinya kurang dari 3 ton dalam satu hektarenya," tambanya.

Pewarta:

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2010