Amuntai, (Antaranews.Kalsel) - Seleksi Musabaqah Qira'atil Kutub (MQK) VI tingkat Kabupaten Hulu Sungai Utara,  diharapkan bisa menjadi momentum evaluasi pendidikan di Pondok Pesantren menjadi lebih baik.

Wakil Bupati Hulu Sungai Utara (HSU) Husairi Abdi di Amuntai, Sabtu, mengatakan MQK jangan hanya menjadi ajang lomba baca kitab kuning oleh para santri namun harus dilihat sebagai ajang silaturrahim antara pondok pesantren (potren) untuk mengevaluasi kualitas dan mutu pendidikan di pesantren menjadi lebih baik.

"Kualitas pendidikan di Pesantren harus terus kita tingkatkan salah satunya melalui event Musabaqah Qira'atul Kutub ini," ujar Husairi saat menghadiri MQK di Pondok Pesantren Darussalam, Desa Muara Tapus Kecamatan Amuntai Tengah  dengan tema "Dari Pesantren untuk Penguatan Karakter dan Kepribadian Bangsa".

Husairi mengatakan, Melalui pemahaman kitab kuning para santri bisa mempelajari ijma dan qiyas para alim ulama yang mencoba menafsirkan isi kandungan Al Qur'an dan Hadist agar lebih mudah dipahami sehingga bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pejabat Kementerian Agama Kabupaten HSU Nasrullah mengatakan jumlah ulama semakin berkurang sedangkan generasi penerus dari pondok pesantren masih kurang pemahamannya akan kitab kuning sehingga melalui ajang Seleksi MQK ini bisa mendorong para santri untuk meningkatkan pemahaman akan Ilmu Agama.

"Musabaqah Qira'atul Kutub harus menjadi wasilah bagi penguatan kapasitas kelembagaan pesantren terutama dalam merespon dinamika dan tantangan zaman, termasuk tantangan ideologi transnasional yang dewasa ini semakin ekstrem memasuki satuan-satuan pendidikan keagamaan," katanya.

Saat ini, lanjut Nasrullah, Pesantren telah memasuki fase yang paling menggembirakan dalam sejarah perkembangannya ditandai dengan telah dimasukannya Undang-Undang  nomor 12 tahun 2013 disusul terbitnya Peraturan Pemrintah nomor 55 

tahun 2007 tentang pendidikan agama dan keagamaan, dimana pendidikan diniyah dan potren mendapatkan momentum untuk memperoleh penghargaan yang semestinya dan keseteraan dengan numentator pendidikan lain, baik kesetaraan regulasi, seteraan program maupun anggaran.

"Tidak sedikit tokoh besar lulusan pesantren yang telah berperan memajukan bangsa, sehingga kita menaruh harapan besar dari lulusan pesantren," tandasnya.

Pihak pantia menyampaikan sebanyak 10 buah pesantren dari total 13 pesantren yang bernaung dibawah PD Potren mengikuti Seleksi MQK ini dengan jumlah peserta perorangan sebanyak 177 santri terdiri sebanyak 85 santri untuk tingkat Ustho dan 81 santri untuk tingkat Ulya.

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Eddy Abdillah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017