Banjarmasin (Antaranews Kalsel) - Total sepanjang delapan kilometer pipa induk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasih, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan dinyatakan sangat rawan bocor, karena sudah berumur.


Direktur Utama PDAM Bandrmasih, Muslih saat berada di gedung dewan di Banjarmasin, Rabu mengatakan kondisi pipa induk distribusi kepelanggan yang berdeameter 630 cintimeter dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) 2 di Jalan A Yani ke jalan Sutoyo sekitar tiga kilometer banyak kebocoran.

Begitu juga pipa induk kepelanggan yang menuju ke Banjarmasin Barat panjangnya sekitar lima kilometer kondisinya juga sudah memperihatinkan.

"Karena kondisi pipa yang sudah kurang kuat lagi ini, hingga tidak bisa dilakukan penaikan daya distribusi, hingga para pelanggan di daerah pinggiran menjadi tidak 24 jam mendapatkan pelayanan air yang lancar," ucapnya.

Dari itu menurut Muslih, program perbaikan atau pergantian pipa tersebut akan dilakukan, sebab ini menyangkut pelayanan yang harus maksimal diberikan PDAM kepada pelanggannya.

Pembenahan perpipaan ini akan sangat besar menguras anggaran, yakni, perhitungannya sekitar Rp20 miliar dibutuhkan.

"Kita upayakan terus program ini dapat dibiayai penyertaan modal dari pemerintah kota, kalau tidak memungkinkan akan dibiayai dari keuangan PDAM sendiri," ucapnya.

Karena ini penting dilakukan, tegasnya, PDAM akan berkometmen untuk melaksanakan itu dengan strategi pembiayaan bisa dilakukan mencicil, tapi program pengerjaannya bisa langsung dilakukan.

Sebagaimana pula, kata dia, program PDAM merehab intek pengambilan air baku di Sungai Tabuk, yang saat ini berdaya 1.700 liter perdetik akan ditingkatkan menjadi 3.000 liter perdetik, ini sebagai persiapan terjadinya kemarau panjang.

"Tapi prosesnya ini memang sekitar dua tahun atau hingga 2018 lah terget selesainya, sebab biayanya ini juga sangat besar sekitar Rp130 miliar," paparnya.

Sebab, kata dia, tidak hanya intek yang dilakukan rehab, tapi juga perpipaannya yang menuju embung atau areal penampungan air raksasa.

"Kalau proses pembangunan embung inikan sudah dilakukan pembebasan lahannya 100 persen beres, tinggal infrastrukturnya saja lagi yang kita upayakan dapat bantuan dana dari pemerintah daerah dan pusat," katanya.

Kondisi air sungai Martapura yang menjadi induk pengambilan air baku PDAM yang bisa berubah asin saat terjadi kemarau mengharuskan ada cadangan lumbung air.

"Prosesnya masih panjang ini, tapi bagaimana pun pengamanan air baku harus dilakukan, sebab ini demi hajat hidup orang banyak yang memerlukan air bersih untuk sehari-hari," katanya.


Pewarta: Sukarli

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017