Rantau, (Antaranews Kalsel) - Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan  kini mulai mengembangkan pertanian holtikultura lainnya yakni buah Melon, setelah berhasil mengembangkan budidaya Cabe Rawit Hiyung, Bawang Merah, dan Jeruk.

Sekertaris Dinas Pertanian Wagimin mengatakan bahwa budidaya pertanian buah dengan nama latin Cucumis Melo ini sudah dilaksanakan sejak tiga tahun terakhir ini.

"Sebenarnya sudah berjalan tiga tahun budidaya Melon ini di Desa Karang Putih Kecamatan Binuang, Kelompok Tani Karang Putih," ujarnya.

Dijelaskannya bahwa, dipilihnya buah Melon untuk dibudidaya ini karena buah yang mempunyai kadar airnya yang cukup tinggi dan mempunyai rasa yang manis ini mempunyai nilai ekonomis yang tinggi dipasar buah lokal Indonesia.

"Kita membudidayakan jenis varietas melon hibrida yakni varietas Galuh, varietas Garmelo,  varietas indorif, dan vareitas kanaya," ujar Wagimin lagi.

Namun dalam budidaya Melon ini menurut Wagimin kendala paling besar adalah di petaninya, karena dalam bertani Melon ini perlu ketekunan yang tinggi, dari perawatannya hingga pemanenannya.

"Cukup sulit mencari petani yang bisa bertani buah ini karna kesulitan paling besarnya ada diperawatannya," ujarnya lagi.

Namun diterangkannya, pihaknnya (Dinas Pertanian) akan terus memberikan pendampingan dalm bentuk teknologi dan juga dorongan bagi para petani yang sudah membudidayakan buah yang  bermanfaat bagi kesehatan ini.

"Alhamdulillah hingga tahun ini, luas pertanian Melon di Tapin yakni 3 hektar yang berada di Desa Sabah Kecamatan Bungur,  Desa Harapan Masa Kecamatan Tapin Selatan, Desa Lokpaikat Kecamatan Lokpaikat, dan Desa Karang Putih, dan pastinya akan terus bertambah setiap tahunnya," terang Wagimin.

Sementar untuk pemasarannya sendiri, buah-buah Melon hasil pertanian Tapin ini masih mencakup wilayah Kalimantan Selatan dan sekitar Kalimantan Tengah.

"Untuk jenis Melon vareitas Galuh atau yang isinya warna orange kebanyakan dikirim ke daerah Palangkaraya dalam pemasarannya," pungkas Wagimin.




Pewarta: M Husein Asyari

Editor : Muhammad Husien Asy'ari


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017