Amuntai, (Antaranews.Kalsel) -Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Kalimantan Selatan melaksanakan Sosialisasi mengenai keaslian uang rupiah dan melayani penukaran uang baru di Kecamatan Paminggir yang berlokasi terpencil.
Asisten manajer KPw Bank Indonesia Kalsel Fakhrurraji selaku koordinator kegiatan di Paminggir, Selasa mengatakan, sosialisasi keaslian uang rupiah khususnya uang edisi baru yang dikeluarkan BI bertujuan melindungi masyarakat dari penipuan uang palsu.
"Kita ingin membekali masyarakat bagaimana cara mengenali uang rupiah asli dan meningkatkan penyebarluasan uang edisi baru melalui kegiatan penukaran uang," ujar Fakhrurraji.
Fakhrurraji mengatakan, pengenalan uang rupiah edisi baru masih perlu disosialisasikan ke masyarakat sebab masih banyak masyarakat yang takut menerima uang edisi baru dalam transaksi jual beli karena belum memahami mengenai ciri keaslian uang rupiah edisi baru, khususnya uang kertas.
Pada kegiatan sosialisasi ini pihak panitia dari Bank Indonesia memutarkan film singkat mengenai pencetakan dan pendistribusian atau penyebaran uang edisi baru ke masyarakat, termasuk cara mengenali uang rupiah asli dan palsu.
Sementara, Analis pengembangan ekonomi BI Kalsel, Raditia Pratama menambahkan, Uang rupiah edisi baru yang disosialisasikan terdiri atas tujuh jenis uang kertas dan empat jenis uang logam, mulai pecahan Rp100ribu hingga Rp2000.
"Uang kertas lusuh dan rusak yang ditukarkan masyarakat selanjutnya dimusnahkan pihak BI, tidak bisa di daur ulang karena ada zat kimia pada tinta uang yang menjadi zat berbahaya jika di daur ulang," terang Raditia.
Pelayanan kas keliling pihak BI dalam kegiatan penukaran uang rupiah edisi baru mendapat sambutan antusias dari masyarakat di Desa Paminggir Seberang Kecamatan Paminggir.
Salah seorang warga, Sahdi mengungkapkan alasan menukarkan uang rupiah yang dimilikinya dengan uang edisi baru sebagai simpanan untuk lebaran nanti.
"Khawatirnya jelang lebaran nanti sulit dan antri mendapatkan uang kertas yang baru," katanya.
Pihak BI Kalsel melaksanakan kegiatan sosialisasi selama dua hari 18-19 April di beberapa desa di Paminggir.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017
Asisten manajer KPw Bank Indonesia Kalsel Fakhrurraji selaku koordinator kegiatan di Paminggir, Selasa mengatakan, sosialisasi keaslian uang rupiah khususnya uang edisi baru yang dikeluarkan BI bertujuan melindungi masyarakat dari penipuan uang palsu.
"Kita ingin membekali masyarakat bagaimana cara mengenali uang rupiah asli dan meningkatkan penyebarluasan uang edisi baru melalui kegiatan penukaran uang," ujar Fakhrurraji.
Fakhrurraji mengatakan, pengenalan uang rupiah edisi baru masih perlu disosialisasikan ke masyarakat sebab masih banyak masyarakat yang takut menerima uang edisi baru dalam transaksi jual beli karena belum memahami mengenai ciri keaslian uang rupiah edisi baru, khususnya uang kertas.
Pada kegiatan sosialisasi ini pihak panitia dari Bank Indonesia memutarkan film singkat mengenai pencetakan dan pendistribusian atau penyebaran uang edisi baru ke masyarakat, termasuk cara mengenali uang rupiah asli dan palsu.
Sementara, Analis pengembangan ekonomi BI Kalsel, Raditia Pratama menambahkan, Uang rupiah edisi baru yang disosialisasikan terdiri atas tujuh jenis uang kertas dan empat jenis uang logam, mulai pecahan Rp100ribu hingga Rp2000.
"Uang kertas lusuh dan rusak yang ditukarkan masyarakat selanjutnya dimusnahkan pihak BI, tidak bisa di daur ulang karena ada zat kimia pada tinta uang yang menjadi zat berbahaya jika di daur ulang," terang Raditia.
Pelayanan kas keliling pihak BI dalam kegiatan penukaran uang rupiah edisi baru mendapat sambutan antusias dari masyarakat di Desa Paminggir Seberang Kecamatan Paminggir.
Salah seorang warga, Sahdi mengungkapkan alasan menukarkan uang rupiah yang dimilikinya dengan uang edisi baru sebagai simpanan untuk lebaran nanti.
"Khawatirnya jelang lebaran nanti sulit dan antri mendapatkan uang kertas yang baru," katanya.
Pihak BI Kalsel melaksanakan kegiatan sosialisasi selama dua hari 18-19 April di beberapa desa di Paminggir.
Editor : Eddy Abdillah
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017