Banjarmasin sejak dulu dikenal sebagai salah satu kota pelabuhan di Pulau Kalimantan, sehingga tidak heran ada semacam keinginan kuat untuk terus mengembangkan posisi Banjarmasin sebagai pusat pengembangan sektor kemaritiman di Selatan Pulau Kalimantan.


Tidak heran untuk memulai langkah awal mewujudkan dirinya untuk terus mengembangkan potensi kemaritiman, maka pada Mei 2016 Pemerintah Kota Banjarmasin telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Pelindo III Pelabuhan Banjarmasin terkait dengan pengembangan sektor kepelabuhan.

Menindaklanjuti MoU tersebut dilanjutkan dengan kunjungan jajaran Pemerintah Kota Banjarmasin melakukan kunjungan melihat bagaimana pengembangan dan sebuah konsep pelabuhan terpadu yang saat ini mulai menggeliat di Maanyar, Gresik Jawa Timur.

Studi banding tersebut cukup beralasan karena rencananya Pemko bersama Pelindo III Banjarmasin ingin mengembangkan kawasan pelabuhan terpadu di sekitar kawasan Mantuil sebagai langkah maju dari pengembangan keberadaan Pelabuhan Trisakti Banjarmasin yang kini sudah tumbuh begitu baik ke arah pelabuhan moderen.

Untuk lebih menguak bagaimana konsep dan pelaksanaan tahapan keberadaan salah satu pelabuhan di Gresik tersebut, Pelindo III Banjarmasin kemudian mengajak rekan-rekan media yang antara lain tergabung dalam Forum Wartawan Pelabuhan (Forwapel) untuk kembali meninjau kawasan pengembangan pelabuhan terpadu yakni Java Integrated Industrial And Ports Estated (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur.

Asisten Manager Pemasaran sekaligus Humas JIIPE, Haris Arianto mengatakan, kawasan pengembangan pelabuhan terpadu dirancang dan dibangun di kawasan lahan seluas 3000 hektare tersebut merupakan hasil kerja sama dengan PT. Pelindo III dengan PT. AKR Corporindo Tbk yang sudah dilaksanakan mulai empat tahun lalu.

Berdasarkan dokumen kerja sama itu, Pelindo III bersama PT. AKR Corporindo Tbk untuk menjalin kerja sama untuk mengembangkan konsep pelabuhan terpadu yakni terdiri atas kawasan pelabuhan pada lahan seluas 400 hektare, kawasan industri 1.761 hektare dan perumahan pada lahan seluas 800 hektare.

Investasi untuk kawasan terpadu tersebut disepakati untuk kawasan pelabuhan Pelindo III 60 persen dan PT. AKR 40 persen, sebaliknya untuk kawasan industri dan perumahan 40 persen Pelindo III dan 60 persen PT. AKR.

Melalui konsep itu, maka kawasan JIIPE dalam perencanaannya memang terlihat cukup terpadu baik antar kawasan di JIIPE juga dengan kawasan lainnya misalnya akses jalan tol baik yang sudah eksis maupun masih dalam rencana pengembangan tol serta akses rel kereta api dan rencananya.

Menurut dia, dalam kawasan terpadu tersebut, pihak pengelola menyediakan energi kebutuhan energi listrik melalui pembangunan tiga tahap pembangkit  diesel yakni tahap I 3 x 7,65 MW, tahapan II 2 x 250 MW kombinasi gas dan diesel serta tahap III 660 MW dengan pembangkit batu bara.

Selain pembangkit listrik, pengelola juga menyediakan kebutuhan air serta pengelolaan air limbah disamping kebutuhan telekomunikasi baik telepon maupaun internet.

Dalam kawasan industri dibangun dengan sistem zonasi sesuai peruntukannya seperti blok untuk smelter seluas 130 hektare, CPO refinery 52 hektare, makanan dan minuman 20 hektare serta ragam fungsi 30 hektare.

Ketika disinggung berapa besar investasi yang akan ditanam di kawasan JIIPE, Haris menyebutkan pasti adalah jumlah besar, karena hingga tahun 2017 saja investasi yang sudah ditanam mencapai Rp4 triliun.

Kendati begitu, dalam perjalanan sekitar empat tahun ini sudah ada sejumlah investor yang melakukan aktivitas industri di JIIPE yakni Unicam sebagai tenant pertama yang masuk pada tahun 2014 disusul sejumlah tenant lain seperti Clariant.

Berapa harga lahan yang ditawarkan kepada investor yang ingin membangun pabriknya di JIIPE, dikatakan paling murah pada kisaran Rp2,2 juta/meter dengan minimal pembelian 5 hektare.

Humas Pelindo III Banjarmasin, Arief Yanuar yang mengawal rombongan media ke Gresik mengatakan, keberadaan pelabuhan dalam satu daerah merupakan salah satu bagian penting dari pergerakan ekonomi yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi satu kawasan.

"Disinilah pentingnya sinergi dan peran masing-masing yakni Pelindo selaku pengelola pelabuhan dengan pemerintah daerah yang memiliki dari aspek pemerintahan," katanya.

Atas dasar itu, maka Pelindo III Banjarmasin bersama dengan Pemkot Banjarmasin tentunya harus sama-sama bagaimana mendorong agar rencana pengembangan pelabuhan terpadu di ibukota Provinsi Kalimantan Selatan itu bisa segera terwujud.

Potensi Banjarmasin untuk dapat mengembangkan pelabuhan terpadu cukup prospektif, apalagi dengan dukungan konsep pengembangan kawasan Banjarbakula yakni sebuah integtrasi pembangunan antar kabupaten/kota yakni Banjarmasin, Banjabaru, Banjar, Barito Kuala dan Tanah Laut.

Pewarta:

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017