Rantau, (Antaranews Kalsel) - Tempat Pembuangan Sampah (TPS) 3R Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Mitra Bhakti di Desa Pualam Sari, Kecamatan Binuang, Kabupaten Tapin menjadi percontohan nasional.

Pengelola TPS 3R KSM Mitra Bhakti M Yusuf, Senin (27/3), mengatakan dipilihnya TPS Mitra Bhakti ini karena terdapat beberapa inovasi dalam pengelolaan sampah diantaranya pembuatan kompos dengan metode kandang bambu yang lebih murah dan efisien.

"Alhamdulillah TPS kita dipilih oleh Kementrian PUPR sebagai tempat praktek pada kegiatan bimbingan teknik yang diikuti oleh perwakilan dari 34 provinsi, " ujarnya.

Inovasi metode kandang bambu yang sudah ia kembangkan selama satu tahun terakhir tersebut sangat efisien dalam pembuatan pupuk kompos dengan cara yang mudah dan lebih cepat tentunya.

"Saya mendapatkan kemampuan ini hanya belajar dari membaca buku, dengan mencoba secara otodidak, akhirnya menemukan cara membuat kompos termudah dengan metode pagar bambu lengkap dengan sistem sirkulasi udara didalamnya," jelasnya.

Selain itu, ia juga memodifikasi mesin pencacah dan pemilah kompos, yang memudahkan dalam membuat kompos dalam jumlah besar. Diakuinya ia dapat memproduksi kompos sebanyak 2 ton kompos dari 10 ton sampah basah yang digunakan.

Diakuinya mesin modifikasinya tersebut mampu memilah sampah antara sampah organik dan non organik hingga 500 Kg hanya dalam satu jam, sepuluh kali kemampuan mesin yang ada dipasaran yang hanya mampu memilah sampah 100 Kg/ jam.

"Kini mesin modifikasinya itu sudah dipercaya untuk dipasarkan, dimana saat ink sudah ada beberapa pemesan mesin modifikasi yang dipesan dari dari TPS 3R Kabupaten lain, tahun lalu dua mesin berhasil dijual ke TPS 3R Kandangan dan TPS 3R Alabio Kab HSU, saat ini kami sedang membuat 4 buah mesin pesanan," ujarnya lagi.

Diterangkannya, bahwa dalam satu bulan ia mampu meproduksi dua ton kompos dan selalu habis dipasarkan, terutama dibeli oleh Dinas Lingkungan Hidup, digunakan untuk pertanian, serta masyarakat terutama Ibu-ibu yang hobi menanam bunga merupakan pembeli kompos terbanyak.

"Bahkan kami sering kewalahan menerima permintaan masyarakat dan instansi pemerintah," terangnya.

Pewarta: M Husein Asyari

Editor : Muhammad Husien Asy'ari


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017