Tim mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat (ULM) dari Program Studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) yakni Leni, Jhanny Sabatina Frinitasari, dan Winda Safitri berhasil menjadi juara ketiga student writing competition tingkat internasional yang diselenggarakan di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
"Ini prestasi membanggakan karena levelnya internasional dan diikuti banyak peserta dari universitas terkemuka di Indonesia," kata Rektor ULM Prof Ahmad Alim Bahri di Banjarmasin, Minggu.
Baca juga: Dua mahasiswi ULM raih juara 2 Hilarius 2024
Acara diselenggarakan oleh Indonesian Association for Public Administration (IAPA) bekerja sama dengan organisasi internasional AAPA-EROPA-AGPA melalui konferensi tingkat internasional di UGM pada 5 sampai 7 November 2024 lalu.
Adapun artikel yang ditulis oleh tiga mahasiswi ULM pada ajang Student Writing Competition IAPA berjudul “Building Public Trust in Digital Transformation: A Study of Police Bureaucracy Through Si Cangkal” / “(Membangun Kepercayaan Masyarakat terhadap Transformasi Digital: Kajian Tentang Birokrasi Kepolisian Melalui Si Cangkal)”.
Ide yang melatarbelakangi penulisan artikel ini berawal dari fenomena kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap pihak kepolisian dalam mengatasi dan merespon segala laporan yang masuk dari masyarakat, serta belum adanya layanan dari kepolisian secara online dan tindak lanjut kejahatan sehingga masyarakat harus pergi ke kantor langsung dan menunggu proses laporan tersebut.
Mereka memfokuskan penelitiannya di Kota Banjarbaru dikarenakan dilihat dari data BPS 2022 bahwa terjadi peningkatan angka kriminalitas yang signifikan di kota Banjarbaru dari tahun 2019 sampai 2021, dan kurangnya informasi dalam proses pelayanan publik secara online dan pengaduan kejahatan dalam masyarakat.
Baca juga: Kemendag dan ULM sepakati kerja sama perlindungan konsumen
Untuk itu, Kepolisian Resor Kota Banjarbaru mengembangkan aplikasi pengaduan kejahatan “Si Cangkal” untuk memudahkan pelaporan real-time dan meningkatkan komunikasi dengan masyarakat.
Jhanny menyebutkan lamanya persiapan yang dilakukan sekitar satu bulan mulai dari menentukan topik, melakukan survey ke instansi terkait hingga melakukan penyusunan artikel.
Banyak rintangan dihadapi oleh ketiganya agar kegiatan lomba tidak mengganggu waktu kuliah mereka.
“Karena persiapan ini bertepatan dengan jadwal perkuliahan yang cukup padat, kami harus sangat efektif dalam mengatur waktu.” ucapnya
Di samping itu, penyusunan artikel juga terkendala dari kurangnya kontribusi pihak instansi terkait penyediaan data maupun wawancara yang sangat sulit dilakukan sehingga secara garis besar penelitian hanya menggunakan literature review yang didapatkan melalui jurnal, buku, atau internet.
Namun berkat kerja sama yang baik dan strategi yang dilakukan ketiganya, penulisan artikel dapat terlaksana dengan baik.
Hal ini juga tak luput dari peran dosen pendamping dalam memberikan arahan dan masukan mulai dari topik hingga penyusunan artikel.
Kesempatan untuk turut serta dalam perlombaan ini dirasa Jhanny menjadi sebuah pengalaman berharga yang mana bukan hanya menjadi ajang untuk memberikan wawasan luas namun juga berkesempatan bertemu dengan orang-orang hebat dari segala universitas besar di Indonesia.
Meskipun rasa gugup dan takut tentu mewarnai perjalanan mereka ketika harus berhadapan dan berdiskusi dengan dewan juri.
“Meskipun ada rasa takut gagal, pengalaman ini memberikan saya dan tim pelajaran berharga bagaimana berkompetisi di jenjang yang lebih tinggi," ujar Jhanny.
Baca juga: ULM juara Olimpiade Anatomi empat tahun berturut-turut
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024
"Ini prestasi membanggakan karena levelnya internasional dan diikuti banyak peserta dari universitas terkemuka di Indonesia," kata Rektor ULM Prof Ahmad Alim Bahri di Banjarmasin, Minggu.
Baca juga: Dua mahasiswi ULM raih juara 2 Hilarius 2024
Acara diselenggarakan oleh Indonesian Association for Public Administration (IAPA) bekerja sama dengan organisasi internasional AAPA-EROPA-AGPA melalui konferensi tingkat internasional di UGM pada 5 sampai 7 November 2024 lalu.
Adapun artikel yang ditulis oleh tiga mahasiswi ULM pada ajang Student Writing Competition IAPA berjudul “Building Public Trust in Digital Transformation: A Study of Police Bureaucracy Through Si Cangkal” / “(Membangun Kepercayaan Masyarakat terhadap Transformasi Digital: Kajian Tentang Birokrasi Kepolisian Melalui Si Cangkal)”.
Ide yang melatarbelakangi penulisan artikel ini berawal dari fenomena kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap pihak kepolisian dalam mengatasi dan merespon segala laporan yang masuk dari masyarakat, serta belum adanya layanan dari kepolisian secara online dan tindak lanjut kejahatan sehingga masyarakat harus pergi ke kantor langsung dan menunggu proses laporan tersebut.
Mereka memfokuskan penelitiannya di Kota Banjarbaru dikarenakan dilihat dari data BPS 2022 bahwa terjadi peningkatan angka kriminalitas yang signifikan di kota Banjarbaru dari tahun 2019 sampai 2021, dan kurangnya informasi dalam proses pelayanan publik secara online dan pengaduan kejahatan dalam masyarakat.
Baca juga: Kemendag dan ULM sepakati kerja sama perlindungan konsumen
Untuk itu, Kepolisian Resor Kota Banjarbaru mengembangkan aplikasi pengaduan kejahatan “Si Cangkal” untuk memudahkan pelaporan real-time dan meningkatkan komunikasi dengan masyarakat.
Jhanny menyebutkan lamanya persiapan yang dilakukan sekitar satu bulan mulai dari menentukan topik, melakukan survey ke instansi terkait hingga melakukan penyusunan artikel.
Banyak rintangan dihadapi oleh ketiganya agar kegiatan lomba tidak mengganggu waktu kuliah mereka.
“Karena persiapan ini bertepatan dengan jadwal perkuliahan yang cukup padat, kami harus sangat efektif dalam mengatur waktu.” ucapnya
Di samping itu, penyusunan artikel juga terkendala dari kurangnya kontribusi pihak instansi terkait penyediaan data maupun wawancara yang sangat sulit dilakukan sehingga secara garis besar penelitian hanya menggunakan literature review yang didapatkan melalui jurnal, buku, atau internet.
Namun berkat kerja sama yang baik dan strategi yang dilakukan ketiganya, penulisan artikel dapat terlaksana dengan baik.
Hal ini juga tak luput dari peran dosen pendamping dalam memberikan arahan dan masukan mulai dari topik hingga penyusunan artikel.
Kesempatan untuk turut serta dalam perlombaan ini dirasa Jhanny menjadi sebuah pengalaman berharga yang mana bukan hanya menjadi ajang untuk memberikan wawasan luas namun juga berkesempatan bertemu dengan orang-orang hebat dari segala universitas besar di Indonesia.
Meskipun rasa gugup dan takut tentu mewarnai perjalanan mereka ketika harus berhadapan dan berdiskusi dengan dewan juri.
“Meskipun ada rasa takut gagal, pengalaman ini memberikan saya dan tim pelajaran berharga bagaimana berkompetisi di jenjang yang lebih tinggi," ujar Jhanny.
Baca juga: ULM juara Olimpiade Anatomi empat tahun berturut-turut
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024