Panorama alam Sungai Jaing di Desa Masukau Kecamatan Murung Pudak Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan perlu pembenahan apalagi wisata tersebut sudah cukup dikenal dan menjadi salah satu tujuan wisata lokal.
Namun kondisi wisata alam Sungai Jaing cukup memprihatinkan selain minim fasilitas untuk pengunjung, bronjong atau konstruksi untuk mencegah erosi juga perlu dibenahi.
Baca juga: Tabalong ikuti penilaian validasi dari Kemendagri
"Dulunya obyek wisata Sungai Jaing cukup dikenal dan sekarang perlu pembenahan agar menarik perhatian pengunjung," ungkap Kasi Kesra Pemerintahan Desa Masukau, As'ari di Tabalong, Selasa.
Usulan ini disampaikan saat kegiatan reses anggota DPRD Provinsi Kalimantan Selatan dari Fraksi Golkar Halida Noviasari ke Desa Masukau.
Dia pun meminta dukungan anggota komisi 1 DPRD Kalsel ini agar pengembangan wisata Sungai Jaing bisa dilakukan dengan kolaborasi pemerintah desa dan kabupaten sehingga dapat menambah pemasukan bagi desa.
Baca juga: Sani Usman komitmen tingkatkan kualitas fasilitas pendidikan di Tabalong
Menanggapi usulan tersebut Halida mengatakan untuk program pengembangan wisata lokal salah satunya Sungai Jaing merupakan kewenangan Pemkab Tabalong melalui Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata setempat.
"Usulan dari karang taruna sebagai pengelola wisata Sungai Jaing bisa dituangkan dalam proposal dan disampaikan ke SKPD terkait untuk ditindaklanjuti," jelas Halida.
Sebagai anggota legislatif asal Kabupaten Tabalong, Halida sangat mendukung keinginan pihak karang taruna maupun warga Desa Masukau untuk menghidupkan kembali wisata Sungai Jaing.
Kegiatan reses ini Halida bersama tim selain menerima berbagai aspirasi dan usulan dari warga Desa Masukau juga meninjau langsung kondisi wisata Sungai Jaing didampingi Ketua karang taruna Supiani.
Termasuk mengecek bronjong yang kondisinya berantakan karena derasnya arus sungai khususnya di saat musim hujan.
Wisata Sungai Jaing sendiri mudah diakses masyarakat karena jarak tempuh sekitar 20 menit dari Kota Tanjung dengan menggunakan motor.
Selain keindahan panorama alam berupa hutan dan sungai, pengunjung dapat menikmati wahana flying fox serta berbagai macam warung yang menjual aneka makanan dan minuman.
Baca juga: Orientasi Kamabigus ajang peningkatan kualitas kepemimpinan di Pramuka
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024
Namun kondisi wisata alam Sungai Jaing cukup memprihatinkan selain minim fasilitas untuk pengunjung, bronjong atau konstruksi untuk mencegah erosi juga perlu dibenahi.
Baca juga: Tabalong ikuti penilaian validasi dari Kemendagri
"Dulunya obyek wisata Sungai Jaing cukup dikenal dan sekarang perlu pembenahan agar menarik perhatian pengunjung," ungkap Kasi Kesra Pemerintahan Desa Masukau, As'ari di Tabalong, Selasa.
Usulan ini disampaikan saat kegiatan reses anggota DPRD Provinsi Kalimantan Selatan dari Fraksi Golkar Halida Noviasari ke Desa Masukau.
Dia pun meminta dukungan anggota komisi 1 DPRD Kalsel ini agar pengembangan wisata Sungai Jaing bisa dilakukan dengan kolaborasi pemerintah desa dan kabupaten sehingga dapat menambah pemasukan bagi desa.
Baca juga: Sani Usman komitmen tingkatkan kualitas fasilitas pendidikan di Tabalong
Menanggapi usulan tersebut Halida mengatakan untuk program pengembangan wisata lokal salah satunya Sungai Jaing merupakan kewenangan Pemkab Tabalong melalui Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata setempat.
"Usulan dari karang taruna sebagai pengelola wisata Sungai Jaing bisa dituangkan dalam proposal dan disampaikan ke SKPD terkait untuk ditindaklanjuti," jelas Halida.
Sebagai anggota legislatif asal Kabupaten Tabalong, Halida sangat mendukung keinginan pihak karang taruna maupun warga Desa Masukau untuk menghidupkan kembali wisata Sungai Jaing.
Kegiatan reses ini Halida bersama tim selain menerima berbagai aspirasi dan usulan dari warga Desa Masukau juga meninjau langsung kondisi wisata Sungai Jaing didampingi Ketua karang taruna Supiani.
Termasuk mengecek bronjong yang kondisinya berantakan karena derasnya arus sungai khususnya di saat musim hujan.
Wisata Sungai Jaing sendiri mudah diakses masyarakat karena jarak tempuh sekitar 20 menit dari Kota Tanjung dengan menggunakan motor.
Selain keindahan panorama alam berupa hutan dan sungai, pengunjung dapat menikmati wahana flying fox serta berbagai macam warung yang menjual aneka makanan dan minuman.
Baca juga: Orientasi Kamabigus ajang peningkatan kualitas kepemimpinan di Pramuka
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024