Kotabaru (Antaranews Kalsel) - Industri semen merek "Tiga Roda" PT Indocement Tunggal Prakarsa (ITP) Tbk Plant Tarjun, melakukan perbaikan infrastruktur berupa rehab jembatan Sungai Bamban, Kecamatan Kelumpang Hilir, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Corporate Social Responsibility Section Head Indocement Plant Tarjun, H Nor Imansyah, melalui siaran persnya, Selasa, mengatakan jembatan Sungai Bamban sebenarnya sudah dibangun sejak 2001 oleh Indocement.
"Setelah lebih dari 15 tahun, kondisi jembatan mengalami penurunan pondasi karena sering dilewati truk bermuatan pupuk dan sawit," katanya.
Pada awal Desember 2016, lanjut Imansyah, pihak desa memohon perbaikan jembatan kepada manajemen Indocement.
"Tahap awal, Desember 2016 kami melakukan survei dan Januari 2017 dimulai pekerjaannya oleh tim dari Indocement yang berkoordinasi dengan pihak Desa Cantung Kiri Hilir dan Desa Sungai Kupang," katanya.
Jembatan Sungai Bamban dengan panjang 9 meter X 6 meter tersebut merupakan akses penghubung singkat antara Desa Cantung Kiri Hilir dengan Desa Sungai Kupang. Sehingga dengan perbaikan jembatan tersebut sangat membantu masyarakat, dan arus transportasi semakin lancar.
Kepala Desa Cantung Kiri Hilir Fitriansyah, mengemukakan terkait dengan kondisi jembatan Sungai Bamban yang rusak parah sehingga akses kedua masyarakat yang ada di dua desa jadi terhambat.
"Kondisi jembatan bisa dikatakan rusak parah, karena badan jembatan sudah turun hingga hampir ke dasar sungai dan apabila turun hujan maka tidak bisa dilewati oleh warga," katanya.
Akses jembatan merupakan satu-satunya yang dimiliki dua desa dan sebagai jalur alternatif ke kampung seberang dengan waktu yang relatif singkat.
"Memang ada jalan lain yakni jalan masuk menuju perusahaan perkebunan kelapa sawit di Blok I, hanya saja waktu tempuhnya jauh sehingga akan memakan waktu lebih lama," jelasnya.
Melihat kondisi jembatan sudah pernah diajukan ke Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (Musrenbangdes) 2016, akan tetapi dalam penanganannya lambat dan akhirnya pihak warga berinisiatif untuk meminta bantuan kepada Indocement.
Kerusakannya sendiri, lanjut Fitriansyah, sudah hampir dua tahun dan upaya sebelumnya yang telah dilakukan dengan gotong royong warga dan tidak bertahan lama.
"Dengan adanya perbaikan yang dilakukan oleh Indocement warga sangat bersyukur dan berterimakasih, karena selalu pro aktif dalam memberikan bantuan kepada desa-desa binaannya," imbuhnya.
Senada dengan itu, Kepala Desa Sungai Kupang mengutarakan, sejak diusulkan ke Musrebang yang belum ada realisasinya, tentunya menjadi pemikiran warga untuk bisa mencari alternatif lainnya mencari bantuan agar akses jembatan bisa mendapatkan perhatian.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017
Corporate Social Responsibility Section Head Indocement Plant Tarjun, H Nor Imansyah, melalui siaran persnya, Selasa, mengatakan jembatan Sungai Bamban sebenarnya sudah dibangun sejak 2001 oleh Indocement.
"Setelah lebih dari 15 tahun, kondisi jembatan mengalami penurunan pondasi karena sering dilewati truk bermuatan pupuk dan sawit," katanya.
Pada awal Desember 2016, lanjut Imansyah, pihak desa memohon perbaikan jembatan kepada manajemen Indocement.
"Tahap awal, Desember 2016 kami melakukan survei dan Januari 2017 dimulai pekerjaannya oleh tim dari Indocement yang berkoordinasi dengan pihak Desa Cantung Kiri Hilir dan Desa Sungai Kupang," katanya.
Jembatan Sungai Bamban dengan panjang 9 meter X 6 meter tersebut merupakan akses penghubung singkat antara Desa Cantung Kiri Hilir dengan Desa Sungai Kupang. Sehingga dengan perbaikan jembatan tersebut sangat membantu masyarakat, dan arus transportasi semakin lancar.
Kepala Desa Cantung Kiri Hilir Fitriansyah, mengemukakan terkait dengan kondisi jembatan Sungai Bamban yang rusak parah sehingga akses kedua masyarakat yang ada di dua desa jadi terhambat.
"Kondisi jembatan bisa dikatakan rusak parah, karena badan jembatan sudah turun hingga hampir ke dasar sungai dan apabila turun hujan maka tidak bisa dilewati oleh warga," katanya.
Akses jembatan merupakan satu-satunya yang dimiliki dua desa dan sebagai jalur alternatif ke kampung seberang dengan waktu yang relatif singkat.
"Memang ada jalan lain yakni jalan masuk menuju perusahaan perkebunan kelapa sawit di Blok I, hanya saja waktu tempuhnya jauh sehingga akan memakan waktu lebih lama," jelasnya.
Melihat kondisi jembatan sudah pernah diajukan ke Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (Musrenbangdes) 2016, akan tetapi dalam penanganannya lambat dan akhirnya pihak warga berinisiatif untuk meminta bantuan kepada Indocement.
Kerusakannya sendiri, lanjut Fitriansyah, sudah hampir dua tahun dan upaya sebelumnya yang telah dilakukan dengan gotong royong warga dan tidak bertahan lama.
"Dengan adanya perbaikan yang dilakukan oleh Indocement warga sangat bersyukur dan berterimakasih, karena selalu pro aktif dalam memberikan bantuan kepada desa-desa binaannya," imbuhnya.
Senada dengan itu, Kepala Desa Sungai Kupang mengutarakan, sejak diusulkan ke Musrebang yang belum ada realisasinya, tentunya menjadi pemikiran warga untuk bisa mencari alternatif lainnya mencari bantuan agar akses jembatan bisa mendapatkan perhatian.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017