Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Beberapa pengunjung pasar terapung di Sungai Barito Banjarmasin, Kalsel, menilai objek wisata tersebut, kini tidak seindah di tayangan iklan televisi swasta.

Di iklan RCTI Ok beberapa tahun lalu, sampan atau perahu dalam pasar terapung tersebut banyak dan rapi, kata beberapa pengunjung dari Sumatera Utara di pasar terapung tersebut, Sabtu subuh.

Perahu atau sampan hanya belasan, tidak seperti dulu hingga pukul 06.00 WITA pun masih ramai di pasar terapung dekat muara Sungai Kuin atau Sungai Barito itu.

Seorang warga kota Banjarmasin Abdullah mengatakan, seiring mulai meredup pasar terapung di muara Kuin dan Sungai Barito itu, pendapatan masyarakat setempat menjadi berkurang dari sebelumnya atau ketika lagi ramai.

Sebagai contoh, sewa kelotok (perahu bermotor) dari dermaga-depan Masjid Suriansyah ke pasar terapung hingga Pulau Kembang biasanya atau saat ramai minimal Rp250.000/buah, tetapi sekarang dengan tujuan yang sama mematok Rp120 000/buah sulit.

"Kami sudah beberapa kali menyampaikan permasalahan pasar terapung yang pernah menjadi objek wisata primadona Kalsel kepada Pemerintah Kota Banjarmasin dan Dinas Pariwisata setempat. Mereka menjawab akan memikirkan solusi permasalahan tersebut," tuturnya.

Menurut dia, mulai makin meredupnya pasar terapung di muara Kuin/Sungai Barito itu seiring kegiatan pasar terapung di Sungai Martapura-Taman Rekreasi Siring Tendean Banjarmasin.

Selain itu, pedagang yang menggunakan sampan dan memeriahkan pasar "terapong tempo duloe" juga memeriahkan pasar terapung Lok Baintan, Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar, Kalsel, , kini tidak datang lagi.

"Kita tidak mengetahui alasan, mengapa pedagang yang biasa menyemarakkan pasar terapung Lok Baintan (sekitar 20 kilometer utara Banjarmasin) itu tidak datang lagi ke pasar terapung di muara Kuin/Sungai Barito," ucap Abdullah.

Pada era hingga tahun 1980-an pasar terapung muara Kuin/Sungai Barito dan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) menjadi primadona objek wisata Kalsel yang terkenal sampai ke mancanegara.

Pewarta: Sukarli

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017