Banjarmasin,  (Antaranews Kalsel) - Kepala Kantor Bank Indonesia (BI) Wilayah Kalimantan Selatan Harymurthy Gunawan mengatakan, beroperasinya sejumlah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) baru di beberapa provinsi di Indonesia akan mendorong pertumbuhan ekonomi Kalsel pada 2017.

Menurut Hary di Banjarmasin Jumat, beroperasinya sejumlah PLTU baru tersebut, pada tahun 2017 juga, mendorong penyerapan domestik batubara.

Selain itu, peningkatan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan mendatang juga akan ditopang oleh peningkatan konsumsi pemerintah dan investasi.

Menurut Hary, dari kajian ekonomi regional yang telah dilakukan Bank Indonesia, pada triwulan I-2017 perekonomian Kalimantan Selatan diprakirakan tumbuh meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya, hal ini didorong oleh berlanjutnya perbaikan ekspor sejalan dengan outlook harga batubara yang kembali membaik, selain beroperasinya PLTU baru regional Kalimantan.

"Meski peningkatan permintaan belum solid, Tiongkok ke depan masih lebih memilih untuk mengimpor batubara untuk kebutuhan energinya," katanya.

Permintaan dari negara alternatif khususnya kawasan ASEAN dan Asia Timur (Taiwan dan Korea Selatan), tambah dia, juga diperkirakan meningkat setelah akselerasi pertumbuhan ekonomi tertahan di 2016.

Secara keseluruhan tahun 2017, perekonomian Kalimantan Selatan berpeluang tumbuh meningkat didorong oleh sejumlah sumber pertumbuhan. Rendah dan stabilnya tingkat inflasi akan menopang konsumsi rumah tanggal pascaperiode pengetatan fiskal di tahun sebelumnya.

Selain itu, konsumsi pemerintah akan tumbuh meningkat, demikian juga dengan belanja infrastruktur.Sementara itu inflasi pada triwulan IV-2016 akan terus turun seiring dengan baiknya kinerja sektor pertanian Kalimantan Selatan yang berdampak pada terjaganya pasokan pangan.

Mencermati tren harga komoditas yang cenderung berada pada tingkatan yang rendah,tambah dia, penguatan produksi pangan melalui program upaya khusus swasembada pangan, dan koordinasi aktif Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), tingkat inflasi Kalimantan Selatan pada akhir 2016 diperkirakan juga menurun dan mengarah pada kisaran target 4 persen.

Terkait analisis perkembangan ekonomi, inflasi, keuangan daerah, stabilitas sistem keuangan, dan sistem pembayaran, Kantor Perwakilan Bank lndonesia Provinsi Kalimantan Selatan telah menerbitkan buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regionai (KEKR) November 2016.

Buku tersebut, tambah dia, mengulas secara lengkap perkembangan terakhir berbagai variabel ekonomi makro serta prospeknya. Masyarakat yang berminat untuk membaca buku tersebut dapat datang ke Perpustakaan Kantor Perwakilan Bank lndonesia Provinsi Kalimantan Selatan, Jl. Lambung Mangkurat No.15, Banjarmasin.

Selain itu, masyarakat juga dapat mengunduh versi digitalnya di alamat http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/Contents/Default.aspx.

Sebelumnya, Perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan III-2016 tumbuh sebesar 3,46%, melambat bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,97%.

Perlambatan ekonomi disebabkan oleh terkontraksinya Konsumsi pemerintah terkait adanya kebijakan penundaan DAU yang mendorong penghematan realisasi anggaran serta melambatnya investasi.

Sementara itu konsumsi rumah tinggi, tumbuh relatif stabil seiring terjaganya daya beli. Ekspor masih terkontraksi dengan besaran yang mengecil. Penurunan produksi batubara domestik Tiongkok mendorong pemenuhan pasokan dari luar negeri, termasuk dari Indonesia.

Dari sisi inflasi, inflasi tahunan Kalimantan Selatan pada triwulan III-2016 mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya yaitu dari sebesar 5,88% menjadi sebesar 4,74%.

Penurunan inflasi didorong oleh turunnya tekanan inflasi pada komponen volatile foods dan inti pasca periode permintaan tinggi bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Di sisi lain, komponen administered price terkait masih tingginya inflasi angkutan udara.

Pewarta: Ulul Maskuriah

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016