Banjarbaru,  (Antaranews Kalsel) - Sebanyak 113 lokalisasi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia sudah dinyatakan ditutup pemerintah daerah sehingga Kementerian Sosial mendatanya sudah tidak beroperasi lagi.

Direktur Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang (RSTS-KPO) Kemensos RI Sonny W Manalu di Banjarbaru, Jumat mengatakan, jumlah lokalisasi ditutup bertambah tiga titik.

"Tiga titik lokalisasi yang ditutup berada di Kota Banjarbaru, Kalsel yakni lokalisasi Pembatuan Dalam, Batu Besi dan Pal 18 yang resmi ditutup wali kota setempat, Kamis (15/12)," ujarnya.

Ia mengatakan, secara keseluruhan jumlah lokalisasi di Indonesia sebanyak 168 titik dan sejak beberapa tahun lalu berkurang dengan jumlah lokalisasi yang sudah ditutup sebanyak 113 titik.

Disebutkan, jumlah pekerja seks komersial (PSK) yang beraktivitas pada 168 lokalisasi itu mencapai 63 ribu orang sehingga dengan berkurangnya lokalisasi maka jumlah PSK juga berkurang.

"Penutupan ratusan lokalisasi itu memang mengurangi jumlah PSK dan mereka diharapkan berhenti melakukan pekerjaan lamanya dan mampu menjalani kehidupan yang lebih baik," ucapnya.

Menurut dia, kemensos mendorong pemerintah daerah baik kota maupun kabupaten menutup lokalisasi karena tempatnya berada dalam wilayah daerah bersangkutan.

Dijelaskan, kemensos siap membantu langkah kepala daerah menutup tempat prostitusi karena sejalan dengan program nasional membebaskan Indonesia dari lokalisasi pada 2019.

"Jadi kami hanya mendorong setiap pemerintah kota dan kabupaten untuk menutup lokalisasi di daerahnya. Soal bantuan, sudah disiapkan bantuan modal bagi mantan pekerja seks," ujarnya.

Dikatakan, kemensos menyiapkan bantuan dana sebesar Rp5.050.000 bagi setiap PSK yang mau dipulangkan dari lokalisasi dan uangnya bisa dicairkan melalui rekening bank di daerah asal.

"Bantuan itu diberikan untuk modal usaha sebesar Rp3 juta, jaminan hidup selama 3 bulan sebesar Rp1,8 juta dan biaya transport lokal setibanya di daerah asal sebesar Rp250 ribu,"katanya.

Pewarta: Yose Rizal

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016