Manajemen PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah komitmen dan terus berupaya memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi seluruh pelanggan pada dua provinsi bertetangga di Pulau Kalimantan itu.
Joharifin mengatakan, penggunaan energi listrik dalam proses usaha jauh lebih menguntungkan dibanding dengan pengoperasian mesin genset sendiri, sebab banyak faktor yang harus diperhitungkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024
Salah satunya layanan "Easy On" yang merupakan inisiasi PLN UID Kalselteng memberitakan pelayanan penyambungan baru meliputi proses awal hingga menyala yang dilakukan PLN, sehingga memudahkan setiap calon pelanggan.
General Manager PLN UID Kalselteng Muhammad Joharifin di Banjarbaru, Jumat, mengapresiasi seluruh Tim PLN serta PT Mandau Cipta Tenaga Nusantara (MCTN) yang telah berkolaborasi menjalankan program "Easy On" tersebut.
"Terima kasih atas kerja sama seluruh tim PLN juga MCTN karena telat membuktikan komitmen PLN mempermudah penyambungan baru terutama bagi industri. Melalui Easy On, pelanggan cukup daftar, tanda tangan, bayar dan seterusnya duduk santai menunggu proses berjalan hingga selesai," ujar Joharifin yang membuka proses penandatangan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) di Banjarbaru, Senin (24/6).
Menurut Joharifin, terobosan terbaru itu semakin diminati para investor yang ingin mengembangkan usaha khususnya di Kalsel dan Kalteng dan jika sebelumnya PT Medco Energi Bangkanai Ltd. yang menikmati "Easy On E-UTIS (Enterprise Utility Solution) maka yang terbaru adalah CV Habibi dengan daya 345.000 VA, perusahaan yang bergerak di bidang "Stone Crusher" (Pemecah Batu) di Awang Bangkal, Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan.
Joharifin menjelaskan, Easy On E-UTIS membantu pelanggan dalam proses penyambungan baru mulai dari pembangunan instalasi, pengurusan Nomor Identitas Instalasi (NIDI) Listrik, Sertifikat Laik Operasi (SLO), pengoperasian dan maintenance instalasi pelanggan bekerja sama dengan PT MCTN.
Joharifin mengatakan, penggunaan energi listrik dalam proses usaha jauh lebih menguntungkan dibanding dengan pengoperasian mesin genset sendiri, sebab banyak faktor yang harus diperhitungkan.
"Listrik PLN bagi pelaku usaha industri jauh lebih murah dibanding menyalakan mesin sendiri. Itu yang menjadi alasan banyak investor beralih menggunakan setrum PLN dan kami selalu siap menyediakan kebutuhan listriknya," tutur Joharifin.
Direktur CV Habibi Abdur Rahman Hakim setuju atas pernyataan yang disampaikan GM PLN karena usaha yang dijalankan menggunakan listrik PLN jauh lebih murah dibandingkan dengan menggunakan genset.
"Sebelumnya kami menggunakan genset 300 kilo Volt Ampere (kVA) dan 250 kVA dengan operasi 8 jam sehari. Biaya dikeluarkan per bulan hampir Rp120 juta hanya untuk BBM, belum lagi pemeliharaan sehingga menggunakan listrik PLN jauh lebih murah," sebutnya.
Dikatakan Hakim, pelayanan listrik yang telah diberikan PLN sangat membantu CV Habibi meningkatkan usaha karena adanya efisiensi biaya operasi sehingga usaha yang telah dijalankan dapat lebih maju.
"Pasti sangat memajukan usaha karena efisiensi biaya operasi dan kami berharap produksi bertambah pesat. Jika sebelumnya hanya 150 meter kubik per bulan, nanti pakai listrik PLN bisa lebih dari 200 meter kubik satu bulan," ujarnya
Ditekankan Hakim, pihaknya juga berterima kasih dan mengapresiasi PLN Group dalam proses pemasangan baru listrik usahanya melalui skema "Easy On" yang tentu memberikan kemudahan bagi setiap pelaku usaha dan calon pelanggan.
Manager Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PT MCTN Ambar Wisnubroto mengatakan, pihaknya selalu siap menjalankan program "beyond kWh" PLN melalui layanan "Total Solution Services" untuk sektor bisnis dan industri maupun sektor lainnya sesuai kebutuhan konsumen.
"Kami bangga atas kepercayaan yang diberikan PLN UID Kalselteng untuk kembali menangani proyek Easy On untuk CV Habibi dan kami berharap dengan munculnya produk baru pelanggan bisa merasakan kemudahan dan kenyamanan dalam mendapatkan pelayanan penyediaan listrik PLN yang semakin prima," kata Joharifin.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024