Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Ketua Komisi IV DPRD Kalimantan Selatan Yazidie Fauzy mengharapkan Balai Latihan Kerja atau BLK Banjarbaru mampu bersaing dan menjawab tantangan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) terutama bidang ketenagakerjaan.

"Apalagi kini sudah berada di era MEA, bila tidak betul-betul siap, baik secara kuantitas maupun kualitas, tenaga kerja kita bisa tergerus oleh tenaga kerja asing (TKA)," ujarnya sebelum studi komparasi ke BLK DKI Jakarta, Jumat.

Oleh sebab itu, selain menghasilkan tenaga kerja yang siap pakai dan bermutu, BLK Banjarbaru agar lebih banyak lagi mengeluarkan tenaga terampil serta berahlian, sehingga mampu bersaing dan menjawab tantangan MEA, lanjutnya menjawab Antara Kalsel.

Wakil rakyat asal Partai Kebangkitan Bangsa dan bergelar sarjana komputer itu mengatakan, Komisi IV DPRD Kalsel yang juga membidangi ketenagakerjaan sengaja memilih BLK DKI Jakarta untuk studi komparasi.

"Karena kami berasumsi, BLK milik pemerintah provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tersebut menghadapi tantangan cukup berat sebagai penyedia tenaga kerja siap pakai yang terampil dan berkeahlian," ujar mantan Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kalsel itu.

Oleh karenanya, dalam studi komparasi tersebut rombongan Komisi IV DPRD Kalsel akan mempertanyakan atau menggali sedalam mungkin materi pelatihan dan permasalahan BLK DKI itu serta sulosi yang mereka lakukan.

Wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel IV/Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah itu juga berharap, dalam mencetak atau penyedia tenaga kerja terampil serta berkeahlian, agar BLK Banjarbaru menyesuaikan dengan kebutuhan.

Sebagai contoh, Kalsel yang terdiri atas 13 kabupaten/kota dan kini berpenduduk mencapai empat juta jiwa ke depan membutuhkan tenga kerja terampil dan berkeahlian bidang pertanian secara umum atau dalam pengertian luas.

"Kebutuhan tenaga kerja tersebut sesuai pula dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalsel 2016 - 2021, serta Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) atau 25 tahunan provinsi setempat," tuturnya.

Sebagaimana RPJMD dan RPJPD Kalsel, salah satu prioritas pembangunan provinsi yang luas wilayahnya sekitar 37.000 kilometerpersegi dan merupakan daerah agraris itu, fokus bidang pertanian secara lebih luas.

"Pembangunan bidang pertanian tersebut secara khusus atau spesifikasi lagi yaitu berbasis agribisnis menuju agro industri," demikian Yazidie Fauzy.

Pewarta: Syamsudin Hasan

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016