Banjarbaru (Antaranews Kalsel) - Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan Kerja Sama Universitas Lambung Mangkurat Prof Yudi Firmanur Arifin mengatakan, Kalimantan Selatan harus mampu mengembangkan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu.


"Selama ini, komoditas kehutanan terpaku pada hasil hutan kayu sehingga ke depan dikembangkan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu," ujarnya di Kota Banjarbaru, Selasa.

Pernyataan itu disampaikannya pada seminar internasional terkait inovasi dan komersialisasi produk hasil hutan yang diikuti ratusan peserta berbagai unsur dari dalam maupun luar negeri.

Seminar internasional itu dilaksanakan Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi Konsorsium Riset Pengelolaan Hutan Tropis Berkelanjutan (PUI PT KR PHTB) Universitas Lambung Mangkurat.

Ia mengatakan, Kalsel memiliki sumber daya alam berupa hutan alam maupun hutan tanaman yang melimpah tetapi belum digarap maksimal terutama Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK).

"Hasil hutan bukan kayu yang dimiliki Kalsel banyak seperti kayu manis, madu, rotan dan berbagai hasil hutan lainnya yang bernilai ekonomis tetapi belum digarap maksimal," ungkapnya.

Menurut dia, kurangnya inovasi dan strategi pengembangan produk hasil hutan membuat manfaat maupun harga produk relatif lebih rendah sehingga diperlukan teknologi inovasi.

Disebutkan, operasionalisasi Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) di seluruh Indonesia membuka peluang terbukanya pengembangan produk hutan termasuk peningkatan teknologi dan inovasi.

"Melalui kewenangan pengaturan KPH dalam mengelola wilayahnya, produk hutan akan menjadi penggerak ekonomi riil dan lebih meningkatkan martabat kehutanan di daerah," ucapnya.

Ketua panitia seminar internasional terkait inovasi dan komersialisasi produk hasil hutan Hamdani Fauzi mengatakan, tujuan seminar antara lain menggali informasi upaya pengembangan HHBK.

Mendukung kebijakan nasional dalam mengembangkan dan meningkatkan produk HHBK, dan menjadi acuan bagi pelaku usaha pada kegiatan inovasi dan komersialisasi produk HHBK.

"Tujuan lain mencari solusi mengatasi kendala dalam pengembangan HHBK terutama pada kegiatan inovasi dan komersialisasi produk hasil hutan maupun turunannya," kata dia.

Diharapkan, manfaat seminar muncul metode, teknologi dan inovasi baru dalam pengelolaan, budidaya maupun pemanfaatan dan pengolahan HHBK menjadi produk bernilai jual tinggi.

"Hasil seminar juga diharapkan bisa memacu tumbuhnya usaha atau industri bidang komersialisasi dan bisnis berbasis produk HHBK dan turunannya menjadi lebih modern," katanya.

Pewarta: Yose Rizal

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016