Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Bursa Efek Indonesia Kantor Perwakilan Banjarmasin, Kalimantan Selatan, mencatat pertumbuhan investor di Kalimantan Selatan sepanjang Oktober 2016 mencapai 258 investor baru.

Kepala Kantor Bursa Efek Indonesia Kantor Perwakilan Banjarmasin M Wira Adi Brata di Banjarmasin, Jumat mengatakan, angka tersebut membawa Kalsel berada diurutan 15 nasional dari 35 Provinsi di Indonesia.

"Dari 35 provinsi kita berada diurutan 15, sedangkan di regional Kalimantan kita di urutan 2 setelah Kaltim," katanya.

Wira memaparkan pertumbuhan investor saham secara nasional mencapai 12,46 sepanjang Oktober 2016 dengan urutan tertinggi masih Provinsi DKI Jakarta dengan penambahan 2.133 investor baru, Jawa Tengah urutan ke 2 dengan 1.963 investor, Jawa Barat nomor tiga dengan penambahan 1.665 disusul Jawa Timur 1.505 investor baru.

Sedangkan untuk area Kalimantan, tambahnya, urutan pertama Provinsi Kalimantan Timur dengan penambahan 539 investor baru, disusul Kalsel 258, Kalbar 147, Kalteng 44 dan Kaltara berada diurutan paling bontot secara nasional yaitu urutan ke 35 dengan penambahan 10 investor.

Meningkatnya jumlah investor, lanjut Wira merupakan wujud kerjasama sekuritas dan galeri investasi di kampus-kampus yang terus gencar mengkampanyekan "Yuk Nabung Saham".

"Sekarang nabung Saham itu sudah jadi trending topic, bahkan sudah menjadi life style dikalangan anak muda ," imbuhnya.

Meningkatkan kampanye "Yuk Nabung Saham" di Banjarmasin, pihaknya akan menggandeng komunitas komunitas, intansi baik negeri maupun swasta untuk disosialisasikan apa itu nabung saham.

Nabung Saham adalah program BEI yang didukung oleh pemerintah untuk mendorong kesejahteraan masyarakat secara finansial, mengedukasi masyarakat pentingnya merencanakan keuangan dimasa yang akan datang, dan memahi investasi yang benar untuk melawan inflasi yang berpotensi menurunkan aset masyarakat Indonesia.

Selain gencar sosialisasi ke kampus-kampus, BEI juga membuka kelas atau gathering untuk membantu investor agar bisa melaksanakan evaluasi dan strategi investasi saham dengan baik.

Investor "gathering" tambah dia, merupakan wadah bagi para investor saham untuk mengasah dan memberikan "update" informasi serta strategi berinvestasi di pasar modal.

"Pasar modal itu sangat dinamis. Harga saham di pasar tidak hanya berpatokan terhadap kinerja perusahaan, tetapi juga kebijakan pemerintah serta kondisi makro ekonomi sangat berpengaruh terhadap fluktiasi harga saham, sehingga para investor wajib memantau perkembangan pasar dan mengambil langkah-langkah untuk mengelola portofolionya," katanya.

Menurut Wira, evaluasi ini untuk melihat, apakah investor sudah tepat dalam mengambil keputusan sebelumnya. Sementara untuk strategi adalah bagaimana investor merencakanan investasi atau membeli saham yang berpotensi mendapatkan keuntungan kedepan.

Pewarta: Ulul Maskuriah

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016