Amuntai, (Antaranews.Kalsel) -Beberapa warga Masyarakat Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan dari anggota PKK, tenaga pendidik dan mahasiswa mengikuti kegiatan cara membuat mie segar berbahan buah labu yang banyak dihasilkan didaerah ini.


Ketua TP PKK Hulu Sungai Utara (HSU) Anisah Rasyidah di Amuntai, Kamis mengatakan, buah labu banyak dihasilkan petani didaerahnya namun belum dikembangkan menjadi alternatif makanan lain selain untuk dikonsumsi sebagai sayur.

"Kita perlu mengajarkan cara membikin bikin mie segar dari bahan sayur atau buah agar memiliki nilai gizi tinggi,  mengingat makanan mie banyak disukai orang, terlebih anak-anak," ujar Anisah.

Anisah mengatakan, makanan mie instant cenderung menggunakan zat yang berbahaya dan sulit dicerna oleh pencernaan padahal khususnya anak-anak sangat menyukai jenis mie instant.

Dikatakannya, membuat mie dari bahan baku berupa buah dan sayur cukup mudah sehingga bisa dipraktekan oleh ibu rumah tangga dan remaja, yakni cukup menyediakan bahan baku berupa tepung, telor ayam dan peralatan berupa blender dan mesin kompres makanan.

Anisah mengatakan, buah labu banyak dihasilkan petani di Kecamatan Sungai Pandan dan Babirik, ketika musim panen melimpah buah labu terpaksa dijual murah, padahal bisa diolah menjadi bahan makanan seperti mie segar, kue dan lainnya.

Instruktur pelatihan Muhammad Marchin dari Yogya menuturkan, berbagai macam sayur dan buah bisa dijadikan bahan tambahan untuk membuat berbagai makanan olahan seperti mie segar ini untuk menambah nilai gizinya.

"Membuat sendiri mie segar dari sayur dan buah juga bisa terhindar dari mengkonsumsi zat berbahaya jika ketika membelinya dalam bentuk kemasan dipasaran," katanya.

Marchin mengatakan, masyarakat bisa mengembangkan aneka produk makanan olahan dari bahan baku sayur dan buah untuk membuka usaha produk makanan karena memiliki keunggulan dari segi nilai gizi yang saat ini cukup diminati masyarakat.

Ia mencontohkan sudah bisa memproduksi bahan tepung terbuat dari ubi ketela yang dipasarkan ke super market. Menurutnya dengan aneka kekayaan bahan makanan ini sebenarnya Indonesia mampu mewujudkan ketahanan pangan, namun dalam kenyataannya memang terbentur dengan sistem kapitalis yang mengusai pasar.

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Eddy Abdillah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016