Gunung Marapi Sumatera Barat kembali mengalami erupsi dengan memuntahkan abu vulkanik setinggi 700 meter di atas puncak, pada Sabtu  sore.

 
"Telah terjadi erupsi Gunung Marapi, Sumatera Barat sekitar pukul 16.51 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 700 meter di atas puncak atau 3.591 meter di atas permukaan laut," kata Ketua Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi Ahmad Rifandi di Bukittinggi, Sabtu.
 
Ia menyebutkan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat daya.
 
"Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 5 milimeter dan durasi 50 detik," kata dia.
 
Sementara untuk arah angin di wilayah Gunung Marapi pada lapisan 3.000 ft mengarah ke Barat Daya.

Baca juga: Tetap Siaga, PVMBG: Saat ini aktivitas Gunung Marapi masih tinggi
Baca juga: Gunung Marapi Sumbar kembali meletus pada Senin sore
 
Letusan yang tercatat oleh PGA hingga saat ini mencapai 154 kali dengan 15 letusan terjadi di Februari 2024 sejak erupsi utama yang terjadi pada awal Desember 2023.
 
"Sementara untuk hembusan, terdata sebanyak 1.016 kali dengan 160 hembusan terjadi di Februari ini," kata Ahmad Rifandi.
 
Warga berharap letusan yang berhembus ke arah barat daya tidak mempengaruhi aktivitas penerbangan di Sumatera Barat.
 
"Arahnya ke Kota Padang, semoga tidak mempengaruhi jalur penerbangan Bandara Internasional Minangkabau (BIM) lagi. Beberapa kali penerbangan terganggu dan dihentikan operasionalnya karena material abu yang mengganggu," kata seorang warga, Aldion.
 
Masyarakat di sekitar Gunung Marapi masih dilarang mendekati jarak 4,5 kilometer sesuai rekomendasi PVMBG. Selain itu warga di sekitar pegunungan diminta memakai masker untuk menghindari gangguan saluran pernapasan.

Baca juga: Petani lereng Gunung Marapi berharap bantuan pemerintah 
Baca juga: Siaga darurat marapi diperpanjang selama satu bulan
Baca juga: Pemprov: 800 ha lahan pertanian di Sumbar berpotensi terdampak erupsi
 

Pewarta: Altas Maulana
Editor: Budhi Santoso



 

Pewarta: Altas Maulana

Editor : Mahdani


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024