Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (Dinkes HST), Kalimantan Selatan (Kalsel) melakukan fogging atau pengasapan sebagai tindak lanjut menyikapi peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sepanjang Januari 2024.
“Beberapa kali kami sudah melakukan fogging, namun itu saja tidak cukup, harus dibarengi pola hidup sehat dari masyarakat,” kata Kepala Dinkes HST Desfi Delfiana Fahmi di Barabai, Hulu Sungai Tengah, Rabu.
Dia menyebutkan pada pekan ketiga jumlah kasus DBD sekitar 130, jumlah tersebut mengalami peningkatan pada pekan keempat yakni sebanyak 170 kasus.
“Meskipun terjadi peningkatan yang signifikan, pemerintah daerah belum menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB), belum ada pernyataan tertulis resmi, kami masih melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan,” ujarnya.
Desfi menuturkan pemerintah daerah telah melalukan berbagai upaya pencegahan dan pengendalian penularan DBD.
Pada 15 Januari 2024, Bupati HST mengeluarkan surat edaran berupa imbauan pemberantasan sarang nyamuk dan antisipasi penularan penyakit DBD.
Beberapa imbauan itu, yakni perilaku hidup bersih dan sehat dengan menerapkan 3M plus yang mencakup kegiatan menguras dan menutup tempat penampungan air serta mengubur atau mendaur ulang barang bekas yang bisa menampung air yang dikhawatirkan menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.
Desfi menjelaskan DBD terjadi akibat infeksi virus dengue yang menular melalui gigitan nyamuk Aedes Aigypti.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga memberikan penyuluhan kesehatan dan siaran keliling kepada masyarakat yang dilakukan oleh puskesmas se-kabupaten, membagikan bubuk abate, gerakan satu rumah satu jumantik, beserta edukasi yang berkaitan menambah wawasan masyarakat untuk mencegah penularan DBD.
Desfi meminta masyarakat melaporkan kejadian ke puskesmas setempat jika membutuhkan tindakan fogging guna mencegah semakin menyebarnya penularan DBD.
"Fogging dilakukan sesuai petunjuk teknis melalui penelitian dan pertimbangan, jika keadaan darurat dan sangat diperlukan, kami lakukan fogging di daerah yang cukup rawan penularan DBD," ujarnya lagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024
“Beberapa kali kami sudah melakukan fogging, namun itu saja tidak cukup, harus dibarengi pola hidup sehat dari masyarakat,” kata Kepala Dinkes HST Desfi Delfiana Fahmi di Barabai, Hulu Sungai Tengah, Rabu.
Dia menyebutkan pada pekan ketiga jumlah kasus DBD sekitar 130, jumlah tersebut mengalami peningkatan pada pekan keempat yakni sebanyak 170 kasus.
“Meskipun terjadi peningkatan yang signifikan, pemerintah daerah belum menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB), belum ada pernyataan tertulis resmi, kami masih melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan,” ujarnya.
Desfi menuturkan pemerintah daerah telah melalukan berbagai upaya pencegahan dan pengendalian penularan DBD.
Pada 15 Januari 2024, Bupati HST mengeluarkan surat edaran berupa imbauan pemberantasan sarang nyamuk dan antisipasi penularan penyakit DBD.
Beberapa imbauan itu, yakni perilaku hidup bersih dan sehat dengan menerapkan 3M plus yang mencakup kegiatan menguras dan menutup tempat penampungan air serta mengubur atau mendaur ulang barang bekas yang bisa menampung air yang dikhawatirkan menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.
Desfi menjelaskan DBD terjadi akibat infeksi virus dengue yang menular melalui gigitan nyamuk Aedes Aigypti.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga memberikan penyuluhan kesehatan dan siaran keliling kepada masyarakat yang dilakukan oleh puskesmas se-kabupaten, membagikan bubuk abate, gerakan satu rumah satu jumantik, beserta edukasi yang berkaitan menambah wawasan masyarakat untuk mencegah penularan DBD.
Desfi meminta masyarakat melaporkan kejadian ke puskesmas setempat jika membutuhkan tindakan fogging guna mencegah semakin menyebarnya penularan DBD.
"Fogging dilakukan sesuai petunjuk teknis melalui penelitian dan pertimbangan, jika keadaan darurat dan sangat diperlukan, kami lakukan fogging di daerah yang cukup rawan penularan DBD," ujarnya lagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024