Banjarmasin (Antaranews Kalsel) - Direktur Kepatuhan dan Risiko Perusahaan Bank Negara Indonesia Imam Budi Sarjito mengatakan pihaknya terus berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dengan peningkatan penyaluran kredit melalui berbagai kemudahan dan suku bunga bank rendah yaitu di bawah 10 persen.


Kedatangan Imam ke Banjarmasin untuk menyampaikan orasi ilmiah pada sidang terbuka Senat Universitas Lambung Mangkurat dalam rangka Dies Natalis ke-58 ULM di Banjarmasin, Rabu, degan tema peran Strategis Perbankan Dalam Mendorong Perkembangan Ekonomi Nasional.

Dihadapan rektor, guru besar, para dosen ULM, pejabat Pemprov Kalsel dan Pemkot Banjarmasin, serta seluruh undangan Civitas Akademika ULM, Imam mengungkapkan, Bank memiliki peran yang besar dalam membiayai kegiatan ekonomi.

Bahkan, Bank masih mendominasi pembiayaan ekonomi, yang mencapai 76 persen pada tahun 2015, jauh lebih besar dibandingkan pembiayaan dari pasar modal maupun dari lembaga keuangan non-bank.

Khusus BNI,  penyaluran kredit pada 2016 hingga Juni telah mencapai Rp357,218 triliun, jauh meningkat dibanding 2015 sebesar Rp326,105 triliun.

Dari total kredit tersebut, kata Imam, sebesar Rp277.076 triliun disalurakan untuk kredit produktif, sehingga mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.

Sebagian besar kredit produktif BNI tersebut,  disalurkan ke sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang mendorong pertumbuhan ekonomi cukup tinggi.

Selain itu,  pembiayaan BNI ke infrastruktur juga dimanfaatkan untuk pengembangan sektor listrik, sektor konstruksi dan sektor transportasi dan komunikasi, yang nilainya juga cukup tinggi, yaitu mencapai 18 persen dari total kredit BNI.

"Hal ini menunjukkan BNI berkomitmen penuh dalam pembiayaan infrastruktur," katanya.

Kenaikan penyaluran kredit tersebut, didukung dengan kenaikan penghimpunan dana masyarakat oleh BNI, yang juga mengalami kenaikan signifikan.

Seperti penghimpunan dana pada Juni 2016, sebesar Rp391,5 triliun naik dibanding 2014 periode sama sebesar Rp 313,9 triliun, kenaikan tersebut merupakan hasil kerja keras seluruh jajaran BNI.

Secara umum, tambah dia, perbankan juga aktif terlibat dalam pembiayaan empat sektor prioritas pemerintah 2015-2019. Meskipun kredit yang disalurkan pada 4 sektor prioritas tersebut masih relatif kecil, namun penyalurannya mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Empat program prioritas yang kini mendapatkan dukungan dari perbankan adalah, kebijakan energi yang meliputi, menaikkan harga BBM bersubsidi secara bertahap, pengembangan energi baru terbarukan, pembangunan SPBG & Mobile Refueling Unit (MRU) massal.

Selanjutnya, sektor infrastruktur yaitu, menambah alokasi dana infrastruktur, memperkuat instrumen hukum pembebasan lahan, menurunkan biaya logistik hingga 20 persen, adanya dana alokasi khusus ke daerah (Dana Desa) untuk infrastruktur.

Sektor pangan, yaitu, membatasi impor pangan dengan menambah area sawah, pengembangan teknologi, menambah alokasi dana infrastruktur, Memperkuat instrumen hukum pembebasan lahan, Menurunkan biaya logistik hingga 20 persen, adanya dana alokasi khusus ke daerah (Dana Desa) untuk infrastruktur dan pembukaan lahan baru

Terakhir yaitu, sektor Maritim yang meliputi, pengembangan industri kelautan, pengembangan sistem transportasi laut nasional, penetapan zona industri dan aglomerasi industri perikanan, meningkatkan kelestarian lingkungan laut, peningkatan SDM dan Developing Resources, dan peningkatan kesejahteraan nelayan.

Selain memberikan orasi ilmiah, pada kesempatan tersebut, Imam juga menyerahkan dana kemitraan berupa BNI sahabat ULM dengan total dana Rp352 juta, untuk server Rp110 juta, renovasi lapangan tenis, Rp140 juta, dan pembuatan taman Rp102 juta.

Pewarta: Ulul Maskuriah

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016