Kepala Balai Teknik Rawa (BTR) Banjarmasin, Kalimantan Selatan Riza Fahlevi mengatakan Bali menjadi tuan rumah penyelenggaraan kegiatan Forum Air Dunia atau "10th World Water Forum".
"Acara ini akan dilaksanakan pada 18-24 Mei 2024 di Bali, " ujar Reza Fahlevi pada acara Sosialisasi Informasi dan FGD Road to 10th World Water Forum 2024 secara luring dan daring di Banjarbaru, Jumat.
Menurut dia, World Water Forum merupakan wadah yang diselenggarakan "World Water Council" atau Dewan Air Dunia sebagai organisasi internasional mempertemukan semua pihak atau pemangku kepentingan yang tertarik dengan tema air.
Organisasi tersebut, sebut dia, bertujuan untuk menampung ide atau isu terkait pengelolaan sumber daya air, seperti perubahan iklim, banjir, kekeringan, kebakaran hutan, inovasi teknologi dan lain sebagainya.
Reza menyebutkan forum tersebut juga mempertemukan peserta dari semua tingkatan dan bidang, antara lain pemerintah, lembaga multilateral, akademisi, masyarakat sipil dan sektor swasta.
"Forum tersebut diharapkan akan dihadiri 30.000 peserta dan 172 negara," ungkapnya.
Acara dari kegiatan tersebut, terang dia, meliputi berbagai program seperti, sesi resmi, pertemuan panel tingkat tinggi, sesi tematik, sesi regional pameran dan forum generasi muda.
Forum tersebut, tambah dia, akan menyediakan platform unik bagi para peserta dan publik untuk meningkatkan dialog dan solusi terkait air.
"Ada juga pameran serta expo yang dapat memberi peluang bagi peneliti, ilmuwan dan pemangku kepentingan lain untuk terhubung dan berjejaring," tegasnya.
Maksud dan tujuan penyelenggaraan kegiatan tersebut, tambah Reza, mengamplifikasi informasi terkait 10th World Water Forum 2024.
"Tujuannya untuk mengenalkan subtema di dalam 10th World Water Forum 2024, serta memberikan informasi tentang bagaimana kita dapat berkontribusi pada acara tersebut," tandas Reza.
Kemudian, menjaring dan meningkatkan calon peserta forum, calon sponsor exhibitor fair dan expo pada 10th World Water Forum 2024 mendatang.
Selain itu, sebagai agen promosi di wilayah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang berperan aktif sebagai salah satu sekretariat pelaksana dan berkomitmen untuk memberikan kontribusi maksimal dalam menyelenggarakan acara tersebut dengan sukses.
Kepala Balai Wilayah Sungai Kalimantan III Banjarmasin Putu Edi menilai 10th World Water Forum 2024 sebagai kegiatan yang luar biasa bagi Indonesia.
Karena, ungkap dia, membahas isu spesifik yang strategis pengelolaan sumber daya air dan bisa dibicarakan secara politis dari sisi diplomasi air dan hal lainnya.
Pada kegiatan sosialisasi tersebut, terang dia, pihaknya berkumpul bersama mitra terkait sumber daya air membahas isu lokal merupakan bagian dari cerminan isu global di seluruh dunia.
Dia berharap pertemuan tersebut dari semua sektor dan dari akademisi, para peneliti pemerintah, masyarakat serta media bisa merumuskan masalah apa yang ada di Kalimantan Selatan.
"Bagaimana kita mengatasi hal yang ada dan mudah-mudahan ini menjadi masukan yang baik untuk kita rumuskan penanganan sumber daya air yang baik," tutupnya.
Pada acara tersebut jua menghadirkan nara narasumber peneliti utama Pusat Riset Tanaman Pangan BRIN Muhammad Noor, anggota Hathi Cabang Provinsi Kalimantan Selatan A Rusdiansyah, dan moderator Kepala Unit Penunjang Akademik Lingkungan Lahan Basah ULM Maya Amalia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
"Acara ini akan dilaksanakan pada 18-24 Mei 2024 di Bali, " ujar Reza Fahlevi pada acara Sosialisasi Informasi dan FGD Road to 10th World Water Forum 2024 secara luring dan daring di Banjarbaru, Jumat.
Menurut dia, World Water Forum merupakan wadah yang diselenggarakan "World Water Council" atau Dewan Air Dunia sebagai organisasi internasional mempertemukan semua pihak atau pemangku kepentingan yang tertarik dengan tema air.
Organisasi tersebut, sebut dia, bertujuan untuk menampung ide atau isu terkait pengelolaan sumber daya air, seperti perubahan iklim, banjir, kekeringan, kebakaran hutan, inovasi teknologi dan lain sebagainya.
Reza menyebutkan forum tersebut juga mempertemukan peserta dari semua tingkatan dan bidang, antara lain pemerintah, lembaga multilateral, akademisi, masyarakat sipil dan sektor swasta.
"Forum tersebut diharapkan akan dihadiri 30.000 peserta dan 172 negara," ungkapnya.
Acara dari kegiatan tersebut, terang dia, meliputi berbagai program seperti, sesi resmi, pertemuan panel tingkat tinggi, sesi tematik, sesi regional pameran dan forum generasi muda.
Forum tersebut, tambah dia, akan menyediakan platform unik bagi para peserta dan publik untuk meningkatkan dialog dan solusi terkait air.
"Ada juga pameran serta expo yang dapat memberi peluang bagi peneliti, ilmuwan dan pemangku kepentingan lain untuk terhubung dan berjejaring," tegasnya.
Maksud dan tujuan penyelenggaraan kegiatan tersebut, tambah Reza, mengamplifikasi informasi terkait 10th World Water Forum 2024.
"Tujuannya untuk mengenalkan subtema di dalam 10th World Water Forum 2024, serta memberikan informasi tentang bagaimana kita dapat berkontribusi pada acara tersebut," tandas Reza.
Kemudian, menjaring dan meningkatkan calon peserta forum, calon sponsor exhibitor fair dan expo pada 10th World Water Forum 2024 mendatang.
Selain itu, sebagai agen promosi di wilayah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang berperan aktif sebagai salah satu sekretariat pelaksana dan berkomitmen untuk memberikan kontribusi maksimal dalam menyelenggarakan acara tersebut dengan sukses.
Kepala Balai Wilayah Sungai Kalimantan III Banjarmasin Putu Edi menilai 10th World Water Forum 2024 sebagai kegiatan yang luar biasa bagi Indonesia.
Karena, ungkap dia, membahas isu spesifik yang strategis pengelolaan sumber daya air dan bisa dibicarakan secara politis dari sisi diplomasi air dan hal lainnya.
Pada kegiatan sosialisasi tersebut, terang dia, pihaknya berkumpul bersama mitra terkait sumber daya air membahas isu lokal merupakan bagian dari cerminan isu global di seluruh dunia.
Dia berharap pertemuan tersebut dari semua sektor dan dari akademisi, para peneliti pemerintah, masyarakat serta media bisa merumuskan masalah apa yang ada di Kalimantan Selatan.
"Bagaimana kita mengatasi hal yang ada dan mudah-mudahan ini menjadi masukan yang baik untuk kita rumuskan penanganan sumber daya air yang baik," tutupnya.
Pada acara tersebut jua menghadirkan nara narasumber peneliti utama Pusat Riset Tanaman Pangan BRIN Muhammad Noor, anggota Hathi Cabang Provinsi Kalimantan Selatan A Rusdiansyah, dan moderator Kepala Unit Penunjang Akademik Lingkungan Lahan Basah ULM Maya Amalia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023