Banjarmasin, (AntaranewsKalsel) - Kepala Dinas Sumberdaya Air dan Drainase Kota Banjarmasin Ir Muryanta menyatakan, pihaknya berencana hidupkan kembali kanal-kanal dibuat pada zaman penjajahan Belanda.
Diungkapkan Muryanta, Senin, sebanyak 10 sungai kecil yang dulunya kanal yang dibuat pada zaman penjajahan Belanda, sebagian besar tidak berfungsi lagi bahkan bisa dikatakan mati.
"Misalnya Sungai Veteran itu, dulunya kan mati puluhan tahun karena tertutup bangunan warga, baru beberapa tahun ini pemerintah kota akhirnya bisa menghidupkannya lagi," ujarnya.
Menurut Muryanta, banyak lagi kanal buatan zaman Belanda yang nasibnya sama dengan Sungai Veteran, hingga kini masih tak berfungsi sebagaimana mestinya, seperti Sungai Kuripan, Sungai Tatas, Sungai Sutoyo, dan Sungai Awang.
Yang mendingan masih ada kelihatan sungainya tapi tidak berfungsi lagi sebagaimana dulunya seperti Sungai A Yani, Sungai Zafri Zamzam, Sungai Antasan Bondan dan Sungai Antasan Raden.
"Memang perlu dana besar untuk pemerintah menghidupkan kembali kanal-kanal dulunya itu, seperti Sungai Veteran yang menelan dana puluhan miliar rupiah dari APBD," paparnya.
Sebab, ungkapnya, ratusan rumah yang sudah berdiri puluhan tahun di atas sungai itu harus dibebaskan, dan ini memberatkan keuangan daerah.
"Setelah Sungai Veteran itu, sungai yang kita mau rencanakan untuk dihidupkan kembali adalah Sungai Kuripan, itu panjangnya sekitar 1,5 kilometer, " ujar Muryanta.
Menurut dia, sungai-sungai itu merupakan buatan pemerintah hindia Belanda yang dulu sempat menduduki daerah ini, tentunya keperluan perdagangan bagi mereka, yakni, untuk trasportasi sungai mengangkut kekayaan daerah ini.
"Dan juga pemikiran hebatnya dulu itu, sungai-sungai buatan itu untuk menanggulangi bencana karena wilayah Banjarmasin daerah paling hilir sungai Martapura yang merupakan induk," paparnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016
Diungkapkan Muryanta, Senin, sebanyak 10 sungai kecil yang dulunya kanal yang dibuat pada zaman penjajahan Belanda, sebagian besar tidak berfungsi lagi bahkan bisa dikatakan mati.
"Misalnya Sungai Veteran itu, dulunya kan mati puluhan tahun karena tertutup bangunan warga, baru beberapa tahun ini pemerintah kota akhirnya bisa menghidupkannya lagi," ujarnya.
Menurut Muryanta, banyak lagi kanal buatan zaman Belanda yang nasibnya sama dengan Sungai Veteran, hingga kini masih tak berfungsi sebagaimana mestinya, seperti Sungai Kuripan, Sungai Tatas, Sungai Sutoyo, dan Sungai Awang.
Yang mendingan masih ada kelihatan sungainya tapi tidak berfungsi lagi sebagaimana dulunya seperti Sungai A Yani, Sungai Zafri Zamzam, Sungai Antasan Bondan dan Sungai Antasan Raden.
"Memang perlu dana besar untuk pemerintah menghidupkan kembali kanal-kanal dulunya itu, seperti Sungai Veteran yang menelan dana puluhan miliar rupiah dari APBD," paparnya.
Sebab, ungkapnya, ratusan rumah yang sudah berdiri puluhan tahun di atas sungai itu harus dibebaskan, dan ini memberatkan keuangan daerah.
"Setelah Sungai Veteran itu, sungai yang kita mau rencanakan untuk dihidupkan kembali adalah Sungai Kuripan, itu panjangnya sekitar 1,5 kilometer, " ujar Muryanta.
Menurut dia, sungai-sungai itu merupakan buatan pemerintah hindia Belanda yang dulu sempat menduduki daerah ini, tentunya keperluan perdagangan bagi mereka, yakni, untuk trasportasi sungai mengangkut kekayaan daerah ini.
"Dan juga pemikiran hebatnya dulu itu, sungai-sungai buatan itu untuk menanggulangi bencana karena wilayah Banjarmasin daerah paling hilir sungai Martapura yang merupakan induk," paparnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016