Banjarmasin (Antaranews Kalsel)- Dinas Pariwisata Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, menawarkan kampung tua Sungai Jingah untuk destinasi wisata setempat.


Kepala Bidang Pengembangan Wisata Dinas Pariwisata Banjarmasin Mohammad Khuzaimi di Banjarmasin, Jumat, mengatakan kota Sungai Jingah akan dipromosikan lebih gencar sebagai lokasi kunjungan wisata.

Sungai Jingah, Kelurahan Sungai Jingah, Kecamatan Banjarmasin Utara, katanya, memang dikenal sebagai lokasi kampung tua, di mana terdapat sekitar 20 rumah tua yang masih utuh dan terpelihara dengan baik.

Melihat kondisi demikian, katanya, sewajarnya wilayah tersebut dipromosikan warisan budaya yang diperkirakan akan mendorong lebih banyak wisatawan datang ke wilayah itu.

Di lokasi tersebut hampir semua bentuk rumah tua bernuansa budaya Banjar. Rumah Banjar dikenal antara lain sebagai bentuk gajah manyusu, gajah baliku, bubungan tinggi, pelimbangan, pelimasan, balai laki, dan balai bini.

Begitu juga ornamen atau ukiran di beberapa sudut rumah dan pagar rumah yang mengandung banyak makna, katanya, harus diketahui oleh orang yang mencintai sejarah dan seni.

Kalangan masyarakat Banjar mengenal ornamen itu dengan sebutan, seperti sasirangan, air guci, penginangan, dan ranggaman.

"Kita yakin jika lokasi ini dikembangkan pasti akan memperoleh respons dari kunjungan wisatawan, apalagi lokasi ini dipadukan dengan paket wisata susur sungai yang kini lagi dijual oleh Pemkot Banjarmasin," kata Khuzaimi.

Berdasarkan catatan, ornamen dalam arsitektur tradisional Banjar dikenal dengan istilah "Tatah" dalam bentuk Tatah Surut (ukiran berupa relief), Tatah babuku (ukiran dalam bentuk tiga dimensi), dan Tatah Baluang (ukiran "bakurawang").

Ornamen pada rumah Banjar dapat ditemui, antara lain pada beberapa tipe bangunan, seperti Rumah Bubungan Tinggi (Rumah Baanjung), Gajah Baliku, Gajah Manyusu, Palimasan, Palimbangan, Balai Laki, Balai, Bini, Tadah Alas, dan Cacak Burung/Anjung Surung.

Ornamen sebagai karya seni pahat dalam arsitektur Banjar memiliki kekhususan pada setiap tipe rumah Banjar, karenanya ragam hias yang terdapat pada tipe rumah bubungan tinggi tidak selalu sama ragam hiasnya dengan yang terdapat pada tipe rumah palimbangan.

Begitu pula ornamen pada tipe rumah Gajah Baliku, juga memiliki perbedaan dengan ornamen yang ada pada rumah tipe Cacak Burung atau Anjung Surung.

Namun demikian terdapat pula ragam hias seni pahat itu yang bersifat netral, artinya terdapat penempatan ornamen ragam bias tersebut yang bersamaan pada hampir semua tipe rumah tradisional Banjar. Terdapat 11 bagian bangunan yang biasa diberi ukiran. 

Pewarta: Hasan Zainuddin

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016