Balangan, (Antaranews Kalsel) - Penerima Beasiswa Utusan Daerah (BUD) PT Adaro Indonesia, dari Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan, Selina Barokah (19) memilih Institut Pertanian Bogor (IPB), untuk melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi.

Alumni Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Paringin ini, telah melakukan berbagai penelitian melalui Karya Ilmiah Remaja (KIR) semasa sekolahnya, bahkan ia sempat meraih juara ke tiga Lompetisi Inovasi Teknologi Pangan antar sekolah se Indonesia, yang berlangsung di salah satu perguruan tinggi di Jawa Timur.

Ia berhasil memanfaatkan Pisang Kepok afkir dan Kulit Cempedak menjadi bahan yang bermanfaat dan bernilai ekonomis tinggi, demi terus mengembangkan pengetahuannya itu, ia akhirnya memilih IPB sebagai tempatnya menimba ilmu.

Selina Barokah berhasil menyulap Pisang Kepok Afkir atau pisang kepok yang tidak termanfaatkan menjadi tepung sebagai bahan dasar pembuat aneka makanan, meskipun hanya mengandalkan literatur dan browsing di internet, tanpa adanya laboraturium khusus di sekolahnya.

"Ya, pada saat lomba Karya Ilmiah Remaja di Jawa Timur, kita sempat minder juga, karena kami tidak didukung perangkat penelitian layaknya teman-teman dari sekolah lain, hasil penelitian mereka sudah diuji coba di laboratorium sekolahnya masing-masing, sementara kami hanya mengandalkan literatur dari internet," kata Selina.

Sebelumnya, lanjut Selina, bersama anggota KIR MAN 2 Paringin, juga pernah meneliti mandai, makanan pendamping khas Kalsel yang diolah dari kulit cempedak.

Mereka membuat rumusan agar mandai bisa tahan lama, tanpa menggunakan bahan pengawet, juga membuat spesifikasi penggunaan kulit cempedak yang ideal sebagai bahan dasar mandai.

Dari kondisi lingkungan terdekat, Selina lantas menghasilkan gagasan-gagasan besar, yang mungkin tak tersentuh anak muda se usianya. Ini pula yang mendorong Selina, mengambil jurusan Tekhnologi Pangan di IPB.

"Saya melihat kesempatan besar untuk memanfaatkan lahan tidur, terutama pasca tambang nanti. Pisang misalnya, tanaman ini mudah tumbuh dimana saja, tanpa perlakuan tanah yang rumit. Kita bisa bekerjasama dengan para ahli tanah untuk kajian tersebut. Namun, potensi ini sangat sayang kalau tidak kita manfaatkan, karena bisa menyerap tenaga kerja lokal, juga memberi nilai tambah pada jenis tanaman yang selama ini terabaikan," katanya.

Kelak, ketika sudah menyelesaikan studi di IPB, Selina mengungkapkan, ingin bersama pemerintah setempat, membangun sebuah badan usaha daerah, yang berfokus pada inovasi pangan. Karena sektor ini, punya potensi usaha jangka panjang yang bernilai ekonomis tinggi bahkan bertaraf ekspor.

"Saya kira pada saatnya nanti, kita harus bersiap, menyongsong pasca tambang. Sektor pertanian jelas memberi peluang besar jangka panjang," jelasnya.

Dikatakan Selina Barokah, ia bersyukur karena mendapat Beasiswa Utusan Daerah (BUD) dari PT Adaro, sementara keluarganya hidup dengan sederhana, dan hanya menyisakan Ibunda sebagai tulang punggung keluarga, dengan berjualan nasi kuning di Pasar Batumandi. Dan sang Ayah tercinta sudah pergi pada penghujung Juli lalu untuk selama-lamanya.

Pewarta: Roly Supriadi

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016